Facebook
RSS

Bagaimana Menghargai Orang Lain

Suatu kali, di sebuah acara gathering perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Sesungguhnya, kepada siapapun kita perlu membiasakan mengucapkankata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan cara kita selalu menghargai orang lain maka kita telah menghargai diri kita sendiri.
[ Read More ]

SAHABAT SEJATI

Amsal 18:24

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.

Sahabat sejati adalah aset yang sangat baik, tapi apakah anda memilikinya? Mari kita gali lagi arti menjadi sahabat baik itu.

Seorang sahabat yang baik selalu menjagai kita. Dengan memiliki seorang sahabat, kita bisa mengajaknya mendiskusikan hal-hal tertentu yang membutuhkan pemikiran mendalam. Masukan dan pemikiran sahabat dapat memperluas wawasan sehingga menolong saat pengambilan keputusan bisa akurat. Karenanya, orang yang kita ‘incar’ untuk menjadi sahabat seharusnya adalah seorang yang memiliki kualitas hidup tertentu.

Janganlah tergoda untuk bersahabat dengan orang-orang yang punya pengalaman hidup serupa dengan kita (apalagi jika pengalaman hidup yang negatif karena biasanya kita akan lansung merasa senasib). Jika untuk berteman saja kita melakukan seleksi, apalagi jika ingin membangun persahabatan! Pilihlah sahabat-sahabat anda. Hanya mereka yang memiliki hidup teruji yang dapat menjaga kehidupan sahabatnya.

Seorang sahabat yang baik adalah mereka yang dengan tulus ikut bersukacita saat kita sedang diberkati. Ia tidak akan pernah memanipulasi hubungan demi kepentingannya sendiri. Kecenderungannya bahkan rela mengorbankan diri demi kepentingan sahabatnya. Itu sebabnya ketulusan, keterbukaan, dan kemampuan untuk berempati harus dimiliki setiap orang yang ingin membangun sebuah persahabatan yang langgeng.

Jangan hanya sekedar memiliki sahabat, tapi temukanlah sahabat yang memiliki kualitas hidup yang teruji.
[ Read More ]