Facebook
RSS

Jangan Berhenti Di Tengah Badai

Pada suatu hari, ada seorang anak yg sedang berkendara dengan ayahnya , spt biasanya mereka bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan si anak yg mengemudikan mobil .


Setelah beberapa puluh kilometer, tiba awan hitam datang bersama angin kencang.


Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.


"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", si anak bertanya.


"Teruslah mengemudi!", kata sang Ayah.


si anak tetap menjalankan mobil mengikuti perintah ayahnya.


Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun dg derasnya .


Beberapa pohon besar bertumbangan, bahkan ada pohon2 kecil yg diterbangkan angin.


Suasana nya sangat menakutkan.


Banyak kendaraan besar juga mulai menepi & berhenti.


"Ayah...?"


"Teruslah mengemudi, tingkatkan perhatian dan ekstra hati-hati!" kata sang Ayah sambil terus melihat ke depan.


Si Anak tetap mengemudi dgn bersusah payah.


Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja.


Anginpun mengguncang kan mobil kecil itu .


Si Anak mulai merasa takut.


Tapi dia tetap mengemudi kan mobil sesuai perintah ayahnya walaupun sangat perlahan.


Setelah melewati bbrpa kilometer ke depan, terasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.


Setelah beberapa killometer lagi, sampailah mereka di tempat yg kering & mereka melihat matahari


bersinar muncul dari balik awan.


"Silakan kalau mau berhenti sekarang dan keluarlah", kata sang Ayah tiba.


"Kenapa sekarang?", tanya si anak terheran-heran.


"Tengoklan kebelakang agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau tadi berhenti di tengah badai dan angin ribut itu ".


Si anak berhenti & keluar dari mobil , lalu dia menengok jauh ke belakang , disana sana badai masih berlangsung.


Si anak lalu membayangkan bila mereka berhenti dan terjebak , segera diapun berdoa untuk mereka yg masih terjebak di sana , semoga mereka selamat.


Dan disinilah si anak mengerti dan menyadari bahwa jgn pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam suatu ketidakpastian & ketakutan yang sangat , krn kita tak akan tahu kapan badai akan berakhir serta apa yg akan terjadi selanjutnya, lebih baik segera jauhi badai itu sebisa mungkin .


Ibarat nya jika kita sedang menghadapi "badai" kehidupan, maka teruslah berjalan, teruslah berusaha . jangan pernah berhenti, jangan pernah putus asa krn bila tidak maka kita akan tenggelam dlm keadaan yg terus kacau , menakutkan & penuh ketidak-pastian, bagaikan anda berada ditengah-tengah Badai yang sesungguhnya .
[ Read More ]

Malaikat Berseragam

Ini adalah kisah keluarga yang diceritakan ayahku tentang ibunya, yakni nenekku.

Pada tahun 1949, ayahku baru pulang dari perang. Di setiap jalan raya Amerika, terlihat tentara berseragam meminta tumpangan pulang ke keluarganya, seperti kebiasaan di Amerika saat itu.

Sedihnya, kegembiraan reuni bersama keluarganya kemudian dinaungi kegelapan. Nenekku sakit parah dan harus masuk rumah sakit. Ginjalnya sakit, dan para dokter memberitahu ayahku bahwa nenek harus segera ditransfusi darah atau ia tak akan bertahan melewati malam itu. Masalahnya, golongan darah nenek itu AB, golongan yang langka, bahkan juga sekarang, tapi waktu itu lebih sulit lagi diperoleh karena tak ada bank darah maupun pesawat untuk mengirimkannya. Semua anggota keluarga dites, tapi tak satu pun memiliki golongan darah yang cocok. Jadi para dokter tak memberi harapan pada keluarga, nenekku akan meninggal.

Sambil menangis, ayahku meninggalkan rumah sakit untuk menghimpun seluruh anggota keluarga, supaya semuanya bisa mendapat kesempatan untuk berpamitan dengan nenek. Saat ayahku mengendarai mobil di jalan raya, ia melewati seorang tentara berseragam yang minta tumpangan pulang. Dengan duka yang dalam, saat itu ayahku tak beniat beramal. Tapi, seakan ada sesuatu di luar dirinya yang menyuruhnya berhenti, dan ia menunggu orang asing itu naik mobil.

Ayahku terlalu sedih untuk menanyakan nama tentara itu sekalipun, tapi tentara itu langsung melihat air mata ayahku dan menanyakannya. Sambil menangis ayahku bercerita pada orang asing ini bahwa ibunya terbaring sekarat di rumah sakit karena dokter tak dapat menemukan golongan darahnya, AB dan jika sampai malam tiba golongan darah itu belum ada, ibunya tentu akanmati.

Suasana di mobil menjadi hening. Lalu, tentara tak dikenal ini menjulurkan tangannya pada ayahku, telapak menengadah. Pada telapak tangannya terdapat kalung tentara dari lehernya. Golongan darah pada kalung itu adalah AB. Tentara itu menyuruh ayahku membalikkan mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Nenekku hidup hingga tahun 1996, empat puluh tujuh tahun kemudian, dan sampai saat ini tak seorangpun keluarga kami yang mengetahui nama tentara itu. Tapi ayahku sering bertanya-tanya, apakah orang itu tentara atau malaikat berseragam?

Jeannie Ecke Sowell
[ Read More ]

Tetesan Terakhir

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini.

Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping.

Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. ‘Hingga tetes terakhir’, pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton: “Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!”

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras… dan menekan sisa jeruk… tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : “Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?”

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. “Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.” Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras… dan “ting!” setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.

Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh. Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, “Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?”

“Begini,” jawab wanita itu, “Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku.

Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku”.

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir.

Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

“Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya”, demikian kata seorang bijak.

SELALU ADA TETESAN TERAKHIR!
[ Read More ]

Pelajaran dari Seekor Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya);jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengunca! ngkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah,dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang,jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Tersenyumlah
6. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum
[ Read More ]

KESOMBONGAN

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat pertama,
sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua,
sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga,
sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik....,
Semakin tinggi tingkat kesombongan,
Semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan,
apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari, kita memeriksa hati kita.
Karena setiap hal yang baik dan yang bisa kita lakukan,
semua karena ANUGRAH TUHAN.

Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan hilang dan lenyap.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang dalam. . .

[ Read More ]

Bertumbuhlah Selagi masih Ada Waktu

Apa yang akan Anda lakukan dalam hidup, ketika Anda merasa sudah cukup? Anda diam saja? Atau Anda tetap menimba kebijaksanaan dari kehidupan sehari-hari?

Seorang pemuda mengatakan bahwa ia sering mengecewakan ibunya. Ia tidak menuruti nasihat-nasihatnya yang baik. Ia sering membohongi ibunya yang sudah lama menjanda itu. Padahal ibunya begitu baik kepadanya. Ibunya sangat mencintai dirinya. Ibunya selalu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Di usianya yang sudah tua, ibunya menderita komplikasi beberapa penyakit seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi dan sakit lever. Kini ibu itu tidak bisa aktif seperti dulu. Tubuhnya yang dulu
tegar sekarang tampak loyo, tak berdaya. Pemuda itu jatuh kasihan terhadap kondisi ibunya.
Karena itu, pemuda itu berusaha untuk merawat ibunya dengan baik. Ia merasa berhutang budi terhadap ibunya. Ia ingin membalas kebaikan ibunya. Saat inilah saat yang tepat untuk memberikan
perhatian kepadanya. Ia tidak perlu membohongi ibunya lagi. Ia mesti mengurus ibunya dengan sebaik-baiknya.

Suatu hari, sang ibu yang dicintainya itu menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meninggal dalam dekapan satu-satunya anak yang masih tinggal dengannya, yaitu pemuda itu. Ia menutup matanya dalam damai. Tidak ada pemberontakan. Ia merasakan kasih yang begitu dalam dari sang anak. Pemuda itu pun merasa terharu atas
peristiwa itu. Ia telah mengantar kepergian ibunya untuk selama-lamanya dalam damai.

Sahabat, kasih seorang ibu tak terbatas. Setidak-tidaknya ini kasih seorang ibu yang normal. Ia tidak peduli terhadap tingkah laku anak-anaknya yang kurang baik terhadap dirinya. Ia bahkan mengampuni
dosa-dosa anaknya. Atau bahkan ia tidak menganggap kenakalan mereka sebagai dosa dan kesalahan. Ia mudah melupakan dosa dan kesalahan mereka. Ia tidak menaruh dendam terhadap mereka.

Kisah di atas mengungkapkan betapa indahnya kasih ibu yang tak pernah lekang oleh waktu. Dalam kondisi fisik yang tidak baik lagi, ia masih mengasihi anaknya. Ia memberikan yang terbaik baginya
hingga saat-saat terakhir hidupnya. Damai ia tinggalkan bagi sang anak yang setia menungguinya.

Kita hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Kita hidup bersama orang-orang yang terdekat yang kita kasihi. Apa yang kita rasakan dirasakan juga oleh mereka. Damai yang kita tampilkan
dalam hidup kita juga dirasakan oleh sesama kita. Kita belajar hidup dari sesama kita.

Namun sering kita kurang mau belajar dari sesama kita. Kita merasa bahwa kita sudah mencapai kesempurnaan hidup ini. Kita merasa bahwa kita sudah mampu hidup dengan keadaan kita sekarang.
Tentu saja sikap seperti ini merupakan suatu kesombongan. Ini suatu keangkuhan dari seorang manusia yang tak sempurna. Kita mesti sadar bahwa kita adalah makhluk yang terbatas. Kita adalah makhluk yang tidak sempurna.

Karena itu, kita mesti terus-menerus belajar dari kehidupan. Kebijaksanaan kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kebijaksanaan tidak jatuh dari langit. Damai yang kita temukan itu tidak kita dapatkan dari dunia khayalan. Damai itu kita temukan dalam kebersamaan hidup sehari-hari.

Seorang bijak berkata, “Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu.
Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya. Jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya. Jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan” (Amsal 6:20-23).

Mari kita bangun hidup yang baik dan benar dalam hidup sehari-hari bersama sesama. Tuhan memberkati. **
[ Read More ]

The Power Of Smile

Apabila kita melihat 2 orang yang kita kenal berjalan menghampiri kita, lalu saat berpapasan orang pertama tersebut memasang muka datar seakan-akan ia tidak melihat kita ada di dekatnya dan orang kedua memasang muka ceria dengan senyumnya yang manis lalu menganggukkan kepalanya kepada kita. Dari 2 orang tersebut manakah yang akan anda sapa? Pasti semuanya menjawab orang yang kedua. Karena orang kedua memberikan senyuman yang ceria kepada kita dan otomatis menyejukkan hati kita.
Contoh lainnya, ada 2 orang pedagang dipasar yang menjual kue basah. Pedagang pertama saat kedatangan pembeli tidak memberikan senyuman sama sekali dan hanya membiarkan pembeli tersebut memilih barang dagangannya sendiri. Lalu saat pembeli tersebut tidak sengaja menengok pedagang di toko sebelah, dan pedagang toko sebelah itu juga tidak sengaja menengok dan tersenyum manis kepada pembeli tersebut. Langsung si pembeli tersebut meninggalkan toko pedagang pertama dan pindah ke toko si pedagang kedua yang memberikan senyuman manis itu. Pembeli tersebut merasa sudah disambut dengan ramah walaupun ia belum masuk ke toko pedagang kedua. Dari cerita di atas kita bisa lihat dampak dari sebuah senyuman bisa mengubah sikap seseorang pada sesuatu. Maka ada kalimat, "Jika tidak bisa senyum jangan buka toko!"

Senyuman adalah sesuatu yang terindah bagi siapa saja yang mendapatkannya, karena senyum merupakan ekspresi dari hati atas kesenangan atau kegembiraan yang dirasakan sang pemilik senyum itu sendiri. Berbagi senyuman sama juga dengan berbagi kebahagiaan kepada orang yang menerimanya. Sebuah senyumandapat menjadikan keadaan kita menjadi lebih baik. Dari yang tadinya sedih menjadi senang, dari murung menjadi ceria. Sebuah senyuman bisa membuat setiap detik yang berjalan terasa lebih bermakna, kita dapat merasakan bagaimana indahnya hidup ini dengan senyuman dan betapa buruknya hidup ini tanpa sebuah senyuman. Sebuah senyuman juga bisa meredakan ketegangan serta membuat lawan menjadi kawan. Tersenyumlah dan dunia akan membalas senyumanmu!

Kita tidak bisa membaca suasana hati dan perasaan seseorang yang kita jumpai, maka dari itu kita sudah seharusnya tersenyum pada tiap orang yang kita jumpai. Karena mungkin senyuman kita akan menjadi sangat bermaka bagi mereka yang menerimanya. Saat bertemu orang-orang yang bekerja menjadi satpam, penjaga pintu masuk di mall, penjaga karcis tol kita harus membiasakan memberikan senyuman kepada mereka. Mengapa? Karena sebuah senyuman dapat memiliki beribu arti bagi orang yang menerima nya. Mereka dapat merasa lebih dihargai, lebih dihormati, dll.

Ada berapa banyak orang yang memberikan senyuman kepada orang-orang kecil seperti mereka? Jumlahnya bisa dihitung oleh jari. Apakah kita hanya memberikan sebuah senyuman kepada mereka yang berpangkat tinggi? Atau kepada mereka yang memiliki hartabanyak? Bayangkan bila kita berada di posisi orang-orang sulit seperti mereka yang harus menjalani hidup lebih keras dibanding kita, lelah dan letih akibat bekerja seharian melayani orang yang keluar-masuk dengan wajah datar dan jutek. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dengan memberikan senyuman manis dan berkata, "Terima kasih, Pak/Bu." Begitu senang dan sejuk rasanya mendapat senyuman kecil itu. Sebuah senyuman kecil dapat menghancurkan es beku yang keras. Artinya suasana hati seseorang yang sedang marah/tidak baik dapat membaik hanya dengan sebuah senyuman kecil yang kadang orang kira tidak ada artinya.

"Tersenyumlah dengan HATImu, dan kau akan mengetahui betapa dahsyat dampak yang ditimbulkan dari senyuman itu!"

Begitu juga dalam menghadapi masalah seberat apapun dalam hidup ini; janganlah menyelesaikannya dengan emosi yang berlebihan, menyalahkan keadaan atau menyalahkan orang lain. Dengan sebuah senyuman, kita bisa mengurangi beban dalam pikiran atau perasaan kita. Tersenyumlah dan ucapkan, "Masalah tidak akan menghancurkan senyumanku tapi senyuman inilah yang akan mengatasi masalahku."

"Setiap menit kita marah, berarti kita telah kehilangan 60 detik kebahagiaan."

Jadi, mulai sekarang awali hari kita dengan sebuah senyuman dan akhiri hari kita dengan sebuah senyuman. Maka hidup akan terlihat begitu indah.

Life is short, time is fast, no replay, no rewind so enjoy every single moment...
[ Read More ]

‎"KEBAHAGIAAN MANUSIA"

Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus...

Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki.

Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik untuknya...

Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya. .

Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing-masing, semua berbeda... tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain..

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati. Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain..

Percaya kepada Tuhan..
bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik...
sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan, tidak harus saat ini, masih ada esok hari..

Seperti yang sedang teralami, mendapat suatu cobaan dan kesusahan adalah jalan untuk dapat melihat kebahagiaan


Life is short, time is fast, no replay, no rewind so enjoy every single moment...
[ Read More ]

Kualitas kita dapat ditentukan oleh orang di sekitar kita

James Bender dalam bukunya, "How to Talk Well" [New York; McGray-Hill Book Company,Inc., 1994], menyebutkan sebuah cerita tentang seorang petani yang menanam jagung unggulan dan sering kali memenangkan penghargaan.


Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan petani tersebut.


Wartawan itu menemukan bahwa petani itu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya.


"Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?" tanya wartawan, dengan penuh rasa heran dan takjub.


"Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain. Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang. Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus pula," jawab petani.


Petani ini sangat menyadari hukum keterhubungan dalam kehidupan. Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya, jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama.


Dalam kehidupan, mereka yang ingin menikmati kebaikan, harus memulai dengan menabur kebaikan pada orang-orang di sekitarnya. Jika Anda ingin bahagia, Anda harus menabur kebahagiaan untuk orang lain. Jika Anda ingin hidup dengan kemakmuran, maka Anda harus berusaha meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitar Anda.


Anda tidak akan mungkin menjadi ketua tim yang hebat, jika Anda tidak berhasil meng-upgrade masing-masing anggota tim Anda. KUALITAS ANDA DITENTUKAN OLEH ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA.


Orang Cerdas sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain, begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain...
[ Read More ]

Waktu Terbaik Dalam Hidup

Ini kisah seorang pria yang merasa gelisah akan hidupnya. Namanya Hardi. Dua hari ke depan, di bulan Januari ini, ia akan berumur 30 tahun. Ia gelisah karena sebentar lagi akan memasuki masa dekade baru dalam hidupnya dan cemas karena merasa masa-masa terbaik dalam hidupnya akan segera berlalu.

Setiap pagi sebelum berangkat kerja, Hardi selalu menyempatkan diri berolahraga di gym. Di sana pula ia akan selalu berjumpa temannya yang bernama Nicholas. Usianya sudah 79 tahun, tapi kondisi tubuhnya masih sangat prima. Hari itu, Hardi tidak terlihat bersemangat. Hal ini pun diperhatikan oleh Nicholas, sehingga ia bertanya, "Apa ada masalah?" Hardi akhirnya bercerita soal kegelisahannya. Lalu, ia bertanya pada Nicholas, "Kapan waktu terbaik dalam hidupmu?"

Tanpa ragu, Nicholas menjawab, "Saat aku masih kecil dan tinggal di kampung halaman, saat aku dibesarkan dengan kasih sayang oleh orangtuaku, itulah masa terbaik dalam hidupku.

Saat aku mulai bersekolah dan belajar segala hal yang sekarang aku ketahui, itu juga masa terbaik dalam hidupku.

Saat aku diterima kerja pertama kalinya dan punya tanggung jawab serta digaji atas kerja kerasku, itulah waktu terbaik dalam hidupku.

Saat aku bertemu istriku dan jatuh cinta, itu juga waktu terbaik dalam hidupku.

Saat pecah perang, aku dan istri harus mengungsi demi menyelamatkan hidup kami. Saat kami tetap bersama-sama dan selamat di sebuah kapal menuju tempat tinggal yang baru, itulah waktu terbaik dalam hidupku.

Saat kami tiba di tanah harapan yang baru dan mulai membina sebuah keluarga, itu waktu terbaik dalam hidupku.

Saat aku menjadi seorang ayah, melihat anak-anakku tumbuh besar, itulah masa terbaik dalam hidupku.

Dan sekarang, Hardi, umurku 79 tahun. Aku masih merasa sangat sehat dan tetap merasa jatuh cinta pada istriku seperti pertama kali bertemu. Itu juga menjadi waktu terbaik dalam hidupku."

Sahabat yang Luar Biasa,

Sejatinya, tidak ada masa tertentu yang bisa menjadi masa terbaik dalam hidup ini. Jika kita mampu mensyukuri setiap momen yang sedang kita lewati dengan cara mengerahkan segenap tenaga, hati, dan pikiran terhadap apa pun yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan waktu terbaik dalam hidup. Karena itu, mari kita berjuang untuk merasakan masa terbaik dalam hidup kita mulai hari ini juga!
[ Read More ]

Pesan Terakhir

"Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah...." Itulah potongan pesan terakhir yang sempat ditinggalkan Brian Sweeney di mesin penjawab telepon isterinya, sebelum pesawat yang ia tumpangi ditabrakkan pembajak ke gedung WTC, 9 September 2001.

Pesan yang singkat, mengharukan, sekaligus menghangatkan hati yang mendengarnya.

Perkataan yang baik, yang menguatkan, yang membangun orang lain, adalah bukan saja menjelang akhir hidup, melainkan harus dilakukan sekarang & perlu diwujudkan dalam kehidupan nyata setiap hari, termasuk melalui setiap perkataan yang keluar dari mulut kita.

Yang dimaksud perkataan baik tidak berarti kata-kata yang romantis belaka, tetapi apa yang meneguhkan, menguatkan, ramah, penuh kasih dan pengampunan.

Mana yang lebih banyak keluar dari mulut kita setiap hari? Perkataan yang baik atau justru yang merusak? Ucapan yang membawa orang mengagumi Tuhan, atau malah yang membuat mereka kehilangan rasa hormat dan kasih pada-Nya?

Sobat, jangan tunggu detik-detik terakhir untuk mengucapkan tutur kata yang baik. Kita tidak tahu kapan saat itu tiba. Hidupilah setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhir kita.
[ Read More ]

Kekayaan Bukanlah Satu-satunya Sumber Kebahagiaan

Di zaman sekarang ini, budaya materialistis mungkin sudah menyebar dengan sangat cepat. Segala sesuatu di ukur dengan materi/kekayaan. Kita semakin sering diprogram sehingga kita menjadi percaya bahwa kekayaan menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan kita. Kita dan semua orang menjadikan kekayaan sebagai referensi kebahagiaan. Padahal kenyataannya tidaklah seperti itu.

Jika Anda terlalu mendewakan kekayaan dan menganggap kekayaan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan, sering kali Anda akan menuai kekecewaan. Mengapa? Karena ada banyak sekali hal di dunia ini yang bisa kita nikmati yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Yang perlu Anda tahu adalah kekayaan BUKANLAH SATU-SATUNYA sumber kebahagiaan, melainkan SALAH SATU sumber kebahagiaan. Sekali lagi saya ingatkan, kekayaan hanyalah salah satu dari sekian banyak sumber kebahagiaan Anda.

Kebahagiaan sejati datangnya dari dalam diri kita, bukan dari luar. Jika Anda menggantungkan kebahagiaan Anda di luar diri Anda, apalagi kekayaan, maka Anda tidak akan menemukan kebahagiaan sejati. Banyak orang berusaha mengejar kekayaan yang menurut mereka bisa membuat mereka bahagia. Akan tetapi, proses tersebut malah mendatangkan ketidakbahagiaan. Contohnya, mereka yang terlalu sibuk mencari dan mengumpulkan kekayaan tanpa mempedulikan kesehatannya. Dan saat kesehatannya mulai memburuk, kekayaan yang diperoleh dengan susah payah pun habis untuk biaya pengobatan.

Saya juga sering melihat orang yang hartanya berlimpah tetapi tidak bahagia sama sekali. Ada juga yang semakin kaya, bukannya makin bahagia, tetapi malah makin stres dan depresi.

Kenyataan ini bukan berarti membuat kita harus berhenti meraih kekayaan yang kita inginkan. Siapa pun pasti ingin hidup kaya sekaligus bahagia. Meraih kekayaan adalah hak semua orang. Tapi yang perlu Anda ingat adalah jangan jadikan kekayaan sebagai harapan terakhir dan satu-satunya menuju kebahagiaan sejati. Banyak orang merasa tidak bahagia jika tidak kaya. Jika kita mengacu pada statistik bahwa hanya 10% orang di dunia ini yang kaya, bagaimana dengan yang 90% lainnya? Apakah mereka yang 90% tersebut tidak akan bisa bahagia karena tidak kaya? Pikirkan ini baik-baik. Apakah Anda pernah melihat orang yang biasa-biasa dan tidak kaya tapi sangat bahagia, atau orang yang kekayaannya berlimpah tetapi hidupnya terasa hampa? Jika itu benar, berarti kekayaan bukanlah satu-satunya sumber kebahagiaan sejati.

Bagi Anda yang mungkin tidak atau belum kaya, apakah harus menunggu sampai kaya baru mau menjadi bahagia? Pastinya tidak. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang bisa membahagiakan Anda detik ini juga. Bahkan Anda bisa bahagia di sini dan detik ini juga karena kebahagiaan sesungguhnya ada dalam diri Anda, bukan orang lain atau apa pun. Apa pun yang terjadi, Anda bisa memilih untuk menjadi bahagia karena kebahagiaan ada dalam genggaman Anda. Jika Anda menggantungkan kebahagiaan pada diri sendiri, meskipun Anda sedang tertimpa masalah, sakit, bangkrut atau apa pun, Anda tetap bisa menjadi bahagia.

Itu berarti Anda bisa menjadi bahagia tanpa syarat dan ketentuan apa pun. Anda pasti pernah melihat billboard reklame yang mempromosikan produk dengan harga yang sangat murah, tapi ada tanda * di samping tulisan harga itu. Anda akan tahu tanda * itu di sebelah kanan bawah ada tulisan "Syarat & Ketentuan Berlaku". Syarat dan ketentuan tersebut harus dipenuhi agar bisa mendapat harga seperti yang tertera di reklame.

Sama halnya banyak orang yang ingin bahagia tapi syarat dan ketentuannya terlalu banyak. Mereka berkata akan bahagia jika syarat dan ketentuannya dipenuhi, seperti sukses, kaya, harta berlimpah dan lain sebagainya. Padahal tidak perlu seperti itu. Bahagia yang sejati adalah bahagia tanpa syarat dan embel-embel apa pun. Jika Anda bisa bahagia tanpa syarat dan ketentuan apa pun, Anda akan menemukan kebahagiaan sejati yang lebih bertahan lama. Tidak ada lagi yang bisa membuat Anda sedih. Anda akan bisa bahagia detik ini juga tanpa menunggu lama. Akan tetapi, semakin banyak syarat dan ketentuan untuk menjadi bahagia, Anda akan semakin lama dan sulit memperoleh kebahagiaan itu. Manakah yang Anda pilih?
[ Read More ]

Kau adalah Hidupku

"Sering kali kita meremehkan dan mengabaikan kekuatan sentuhan, senyuman, ucapan indah, kemauan untuk mendengarkan, kata pujian yang tulus, atau aksi sekecil apa pun yang menunjukkan kepedulian. Semuanya itu justru berpotensi besar untuk mengubah suatu kehidupan."
-Leo Buscaglia (penulis dan pembicara motivasi)

Kutipan Buscaglia di atas mencoba menyimpulkan kisah menarik dan menyentuh berikut ini. Mungkin kisah ini juga bisa menjadi bahan perenungan kita semua agar lebih menunjukkan sikap kepedulian sekecil apa pun itu terhadap sesama, terutama keluarga.

Ada seorang bocah laki-laki yang dikirim orangtuanya ke sebuah sekolah asrama. Sebelum dikirim ke sekolah baru itu, bocah tersebut adalah murid paling cerdas di kelasnya. Ia masuk peringkat teratas di setiap kompetisi. Ia sang juara.

Tapi, semuanya itu berubah setelah bocah ini meninggalkan rumah dan memasuki sekolah asramanya. Nilai-nilainya mulai menurun. Ia benci harus menjadi bagian dari sebuah kelompok. Ia merasa sendirian sepanjang waktu. Ada kalanya ia mengalami masa-masa gelap hingga ia merasa ingin bunuh diri. Semuanya itu karena ia merasa tidak berguna dan tidak ada yang mencintainya lagi.

Orangtuanya mulai mengkhawatirkan anak kesayangannya itu. Tapi bahkan, mereka pun tidak tahu apa yang salah dengan anaknya itu. Akhirnya, sang ayah memutuskan untuk mengunjungi anaknya itu di sekolahnya dan mengajaknya mengobrol.

Sang ayah dan anaknya pun duduk di tepi danau dekat sekolahan. Sang ayah mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan biasa soal kelas yang diambil anaknya, guru-gurunya, dan jenis olahraga yang dimainkan di sekolah asrama itu. Setelah mengobrol cukup lama, sang ayah berkata, "Kau tahu, Nak, alasan Ayah ada di sini sekarang?"

Bocah laki-laki itu menjawab, "Mengecek nilai sekolahku?"

"Bukan, bukan itu," balas sang ayah terburu-buru. "Ayah di sini untuk memberi tahumu bahwa kau adalah orang terpenting bagiku. Ayah ingin melihatmu bahagia. Ayah tak peduli dengan nilai-nilai sekolahmu. Yang Ayah pedulikan hanyalah kebahagiaanmu. KAULAH HIDUPKU."

Kata-kata ayahnya ini membuat bocah itu menangis. Ia langsung memeluk ayahnya. Mereka tidak mengatakan apa pun selama beberapa lama.

Sekarang, bocah laki-laki itu memiliki segalanya. Ia tahu sekarang bahwa ada seseorang di dunia ini yang sangat menyayanginya. Ia sangat berarti bagi seseorang. Dan bertahun-tahun setelah itu, bocah ini sudah menjadi mahasiswa paling cerdas di kelasnya dan ia tak pernah terlihat sedih lagi.
[ Read More ]

Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan...

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia...

Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...

Tuhan sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...

Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon.

Tuhan selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...

Tuhan punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...

Tuhan dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...

Tuhan sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur..

Tuhan telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...

Tuhan telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...

Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...

TUHAN TAHU.
[ Read More ]

THINK POSITIVE..


Lebih mudah mana...
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan, atau memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka?

Lebih mungkin mana...
Berusaha mensteril semua tempat agar tak ada kuman, atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri?

Lebih mudah mana...
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan, atau menjaga hati kita sendiri agar tak mudah tersinggung?

Lebih penting mana....
Berusaha menguasai orang lain, atau belajar menguasai diri sendiri?

Yang penting bukan bagaimana orang harus baik padaku, melainkan bagaimana aku berusaha baik pada semua orang...karena...bukan orang lain yg membuat aku bahagia, tapi Sikapkulah yg menentukan, aku bahagia atau tidak..
[ Read More ]