Sabat Petang, 7 September 2013
PENDAHULUAN
Pikiran sebagai ukuran. Sebuah
pepatah mengatakan, "Anda adalah apa yang anda pikirkan." Pengaruh
pikiran terhadap perilaku kehidupan seseorang sudah menjadi bahan kajian
ilmiah sejak lama. Meskipun pikiran itu berlangsung di otak, pikiran
tidak sama dengan otak. Pikiran merupakan bagian dari diri kita sebagai
makhluk cerdas yang memiliki kemampuan berpikir, sedangkan otak adalah
sebuah organ tubuh di mana proses pemikiran itu berlangsung. Otak adalah
organ fisik, pikiran adalah konsep psikologis. Ibarat sebuah komputer,
otak adalah "hardware" (piranti keras) dan pikiran adalah "software" (piranti lunak). Sebuah komputer bisa berfungsi karena memiliki keduanya, perangkat keras dan perangkat lunak.
Otak--sebagai
sebuah organ tubuh--adalah wahana di mana berlangsung lompatan-lompatan
impuls elektronik yang mengkoordinasikan gerakan-gerakan anggota tubuh,
organisme, dan berbagai aktivitas selaku tubuh. Pikiran--sebagai sebuah
konsep psikologis--merupakan ujud dari pemikiran, gagasan, ingatan,
akal budi, persepsi, emosi dan imajinasi selaku pribadi. Dengan pikiran
kita mampu menganalisis situasi serta memahami apa yang terjadi di
sekitar kita, dan kemampuan logika itulah yang membedakan manusia dari
hewan. Hewan hanya sanggup menginterpretasikan apa yang terjadi di
sekitar lingkungan mereka lalu dengan nalurinya beradaptasi dengan
keadaan itu, tetapi hewan tidak dapat mengerti mengapa terjadi demikian.
Semua manusia memiliki otak dan mampu menggunakan otaknya, bagi diri
sendiri untuk bisa bertahan hidup maupun untuk kepentingan orang banyak.
Dunia menghargai orang-orang yang kemampuan berpikirnya telah
menghasilkan berbagai hal bagi kepentingan umat manusia. Kita menyebut
mereka sebagai para penemu, baik dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi maupun dalam dunia seni.
Orang-orang yang sangat
berjasa dalam kehidupan manusia ini antara lain seperti Nicolaus
Copernicus (1473-1543), astronom dan matematikawan Polandia penemu teori
heliosentris. Juga Galileo Galilei (1564-1642), fisikawan dan astronom
Italia yang berkat teleskop canggih temuannya telah membuktikan
kebenaran teori heliosentris tersebut sehingga memaksa Gereja untuk
mengakui bahwa matahari, bukan Bumi, sebagai pusat peredaran benda-benda
angkasa dalam tatasurya kita. Ada pula Thomas Alva Edison (1847-1931),
penemu fonograf dan bola lampu listrik; Alexander Fleming (1881-1955),
biolog dan farmakolog Skotlandia yang menemukan penisilin sebagai
antibiotik; Louis Pasteur (1822-1895), ahli kimia Prancis yang menemukan
prinsip-prinsip vaksinasi dan pasteurisasi; Wilhelm Conrad Rontgen
(1845-1923), fisikawan Jerman yang menemukan "sinar ronsen" atau X-ray;
Alexander Graham Bell (1847-1922), insinyur asal AS yang menemukan
telepon; bahkan Steve Jobs (1955-2011) yang terkenal karena inovasi
sistem komputer dan telpon seluler yang telah mengubah cara manusia
berkomunikasi.
Sementara jasa para penemu di bidang iptek
itu sangat bermanfaat dalam kehidupan lahiriah manusia, para penemu di
bidang kesenian berjasa memperkaya kehidupan batiniah manusia. Khususnya
para penggubah lagu-lagu rohani yang mendorong semangat serta memberi
keteduhan jiwa bagi banyak pendengar. Di antaranya adalah Isaac Watts
(1674-1748), teolog dan penyair Inggris yang telah menggubah 750 lirik
lagu rohani sehingga dijuluki "Father of English Hymnody" (Bapa Lagu
Pujian Inggris) yang lagu-lagunya telah banyak diterjemahkan ke berbagai
bahasa dunia dan dinyanyikan oleh umat Kristen sejagad. Dalam "Lagu
Sion" sebagai buku nyanyian resmi Gereja Advent di Indonesia yang
menghimpun 342 kidung rohani (Bandung: Percetakan Advent
Indonesia; ©1991) terdapat sekitar 10 lirik lagu ciptaannya, termasuk
yang selalu dinyanyikan pada acara khotbah hari Sabat (LS 1) dan pada
upacara perjamuan kudus (LS 202). Kalau bukan berkat karya-karya syair
lagu rohani itu, Isaac Watts mungkin hanya akan dikenal oleh teman-teman
sekelasnya di King Edward VI School (KES) di Southampton, Inggris
sebagai "anak nyentrik" yang sering kena hukuman, dan setiap kali
ditanyai guru mengapa melanggar peraturan sekolah akan selalu menjawab
dengan kalimat-kalimat puitis yang terdengar menggelikan.
Gaya
bicaranya yang kental dengan nada puitis itu tetap menjadi ciri
jatidiri Isaac Watts sampai tua. Ketika menanggapi pekik keheranan
seorang pengagumnya demi melihat sosoknya yang sudah rapuh dimakan usia,
sembari berdiri merentangkan tangan memperlihatkan seluruh badannya
yang tua renta, penyair itu berkata: "Nyonya, sekiranya dalam khayalan
aku dapat merengkuh dua kutub atau menggenggam ciptaan dalam jengkalku,
aku tetap akan dinilai melalui pikiranku, oleh sebab pikiran adalah
ukuran dari seorang manusia."
"Isaac Watts benar. Pikiran
adalah ukuran dari seorang manusia, dan reformasi adalah soal pikiran
kita. Kalau ada reformasi dalam pikiran kita, kita akan memiliki
reformasi dalam tindakan kita. Reformasi terjadi sementara Roh Kudus
membawa pikiran kita kepada keselarasan dengan pemikiran Kristus.
Bilamana hal itu terjadi, tindakan-tindakan kita akan mengikuti" [alinea
kedua].
*(Judul asli: "Reformation: Thinking New Thoughts")
Minggu, 8 September
PIKIRAN DAPAT MENGUASAI TUBUH (Pikiran itu Penting)
Dikendalikan oleh pikiran. Sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang cukup populer mengenai pikiran ialah"Mind over matter" yang
penafsirannya beragam sesuai dengan konteks, tapi pada prinsipnya
berarti bahwa kekuatan pikiran dapat mengatasi masalah-masalah fisik.
Aslinya frase ini merujuk kepada fenomena paranormal yang mulai marak
pada dasawarsa 1960-an hingga 1970-an, khususnya dalam teknik
psikokenetik (PK) yang memanipulasi pengaruh pikiran terhadap tubuh di
mana rasa sakit bisa dianulir dengan cara "melumpuhkan" sensasi rasa
sakit di dalam otak, sehingga orang bisa berjalan di atas bara api tanpa
kakinya hangus. Ungkapan ini kemudian diadopsi untuk diterapkan dalam
berbagai konsep psikologis yang pada dasarnya ialah bahwa pikiran itu
lebih berkuasa dari tubuh, dan apa yang dipikirkan seseorang itu lebih
penting daripada apa yang dirasakan oleh tubuhnya. Fisik mungkin akan
cenderung menyerah, tetapi kalau pikiran mengatakan sanggup niscaya
tubuh akan mampu melaksanakan.
Sementara di satu pihak
pikiran dapat mempengaruhi tubuh kita, karena apa yang dirasakan dan
dilakukan tubuh dikendalikan dari pikiran, di pihak lain pikiran itu
sendiri juga dapat dikendalikan. Dalam buku berjudul "You Are Not Your Brain" (Anda
Bukanlah Otak Anda), ditulis bersama oleh Dr. Jeffrey Schwartz dan Dr.
Rebecca Gladding, keduanya peneliti dari UCLA (University of California,
Los Angeles), disebutkan tentang kemampuan untuk mempengaruhi otak kita
supaya terfokus pada cara-cara berpikir yang sehat dan bermanfaat.
Menurut para penulis buku ini, banyak pemikiran dan dorongan serta
sensasi yang kita alami tidak memantulkan siapa kita sebenarnya dan
kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Semua itu disebut sebagai
"pesan-pesan palsu" dari otak yang bersifat menipu dan bukan
representasi sesungguhnya mengenai diri kita. Menyadari akan hal
tersebut, disarankan oleh kedua penulis yang adalah juga psikiater
klinis untuk melakukan Empat Langkah demi mengatasi apa yang dikenal
sebagai "kelainan obsesif-kompulsif" (obsessive-compulsive disorder=OCD). Keempat langkah itu adalah: 1. Relabel (mengidentifikasi pesan-pesan otak yang bersifat menipu); 2. Reframe (mengubah persepsi tentang pesan-pesan palsu dari otak); 3. Refocus (mengarahkan perhatian pada satu aktivitas atau proses berpikir yang produktif); 4. Revalue (menilai dengan tegas pemikiran-pemikiran dan dorongan-dorongan pikiran menurut keadaannya yang sebenarnya).
Misalnya dicontohkan tentang dorongan pikiran untuk membuka surat elektronik (e-mail) kedinasan
padahal anda sedang santai menikmati akhir pekan bersama keluarga di
rumah, dan anda tahu saat itu bukan waktu yang tepat untuk membaca
e-mail yang berkaitan dengan pekerjaan. Maka dengan empat langkah yang
disarankan itu kita dapat mengarahkan otak untuk melakukan (Langkah 1)
"Relabel" dengan mengatakan dalam hati, "Oh, ada dorongan untuk membuka
e-mail kantor." Sesudah itu (Langkah 2) "Reframe" dengan mengingatkan
diri bahwa ini dorongan yang mengganggu, bahwa anda bukanlah otak anda,
sehingga tidak harus merespon setiap dorongan yang muncul dalam pikiran.
Kemudian (Langkah 3) "Refocus" dengan cara mengalihkan dorongan itu
kepada hal lain yang bermanfaat, misalnya dengan jalan kaki di udara
terbuka atau bermain dengan keluarga. Terakhir (Langkah 4) "Revalue"
dengan menilai kembali dorongan otak untuk membuka e-mail tadi sebagai
sesuatu yang tidak lebih dari pesan palsu dari otak dan bersifat menipu.
Anda tidak perlu membaca e-mail kantor pada hari libur, sebab aktivitas
itu bisa ditunda sampai hari kerja.
Barangkali
langkah-langkah yang disarankan oleh penulis buku itu dapat pula
diterapkan dalam menghadapi dorongan-dorongan hati yang sebenarnya
merupakan "pesan-pesan palsu" untuk berbuat hal-hal yang bertentangan
dengan jatidiri kita sebagai orang Kristen dan pengikut Kristus.
"Pemikiran kita pada akhirnya akan mendikte perilaku kita. Cara kita
berpikir mempengaruhi cara kita bertindak. Begitu juga sebaliknya.
Perbuatan yang berulang-ulang mempengaruhi pikiran kita. Orang Kristen
adalah "ciptaan baru." Pola berpikir yang lama telah digantikan dengan
pola berpikir yang baru (2Kor. 5:17)...Ketika rasul Paulus mengingatkan
orang Kristen agar 'pikirkanlah perkara yang di atas' (Kol. 3:2), dia
sedang mendesak kita untuk memusatkan pemikiran kita ke surga. Pikiran
kita terbentuk oleh apa yang kita masukkan ke dalamnya.
Pemikiran-pemikiran kita dibentuk oleh apa yang kita pikirkan dengan
menghabiskan waktu" [alinea pertama; alinea kedua: tiga kalimat
terakhir].
Keserupaan dengan idola. "Hollywood
Boulevard" di kota Los Angeles, California adalah salah satu tujuan
utama wisatawan mancanegara maupun lokal. Anda belum ke Los Angeles
kalau belum menjejakkan kaki di Hollywood Boulevard. Keistimewaan dari
jalan raya sepanjang kurang-lebih 7 Km itu adalah pada ruas jalan
sepanjang sekitar 2 Km yang disebut "Walk of Fame" di mana pada
trotoarnya terpancang deretan lebih dari 2500 tanda bintang berwarna
merah muda karang yang masing-masing memuat nama tokoh dalam dunia
hiburan di AS. Penempatan tanda bintang itu merupakan penghargaan dan
sekaligus pengakuan atas selebritas sang bintang yang saat peresmiannya
dihadiri oleh bintang bersangkutan. Pada akhir pekan dan hari-hari libur
anda bisa menyaksikan sosok-sosok mirip bintang tertentu yang berdiri
di dekat tanda bintang yang "diwakilinya" dengan tujuan untuk mengais
dolar dari para pengunjung. Tampang maupun dandanan mereka, termasuk
atribut-atribut khas, sedemikian rupa sehingga sangat mirip dengan tokoh
selebriti yang mereka berusaha tiru itu. Beberapa di antaranya, pria
maupun wanita, memang hampir tak bisa dibedakan dari bintang aslinya.
Dengan membayar $5 anda bisa mendapat kesempatan untuk 2-3 kali foto
bersama dengan "sang artis" di dekat tanda bintang yang memuat namanya.
Bagi
para "artis jalanan" tersebut kemiripan fisik dan penampilan yang
serupa dengan sosok bintang aslinya adalah semacam anugerah alam untuk
bisa sekadar mengais rejeki, sedangkan bagi para pelancong adalah
semacam anugerah untuk bisa berfoto dengan idola mereka yang mustahil
diperoleh dengan bintang aslinya. Kita juga sering menyaksikan
keserupaan lahiriah dengan orang-orang penting dan terkenal kerap
menjadi semacam berkah alam bagi yang bersangkutan. Namun tidak ada di
antara individu-individu yang memiliki kemiripan lahiriah dengan
tokoh-tokoh ternama yang berusaha untuk meniru prestasi dan kesuksesan
sosok yang mirip dengan dirinya itu. Mereka sudah cukup bangga kalau
punya tampang mirip tokoh terkenal karena merasa seperti ikut kecipratan
popularitas. Fisik boleh sama, tapi otak dan kesempatan berbeda. Memang
anda tidak harus memiliki sosok yang mirip dengan seorang tokoh yang
sukses untuk bisa meraih prestasi yang sama dengan dia, tetapi anda
dapat menyamai kesuksesannya dengan menjadi tokoh lain yang berbeda, dan
biarlah orang-orang yang mempunyai kemiripan lahiriah dengan anda
menjadi bangga atau mengidolakan anda.
Sebagai orang
Kristen idola kita adalah Yesus Kristus, dan kepada kita didorong untuk
berusaha menjadi serupa dengan Dia. Keserupaan dengan Kristus berarti
memiliki kecemerlangan tabiat yang sama dengan Dia. Rasul Paulus
menulis, "Sekarang muka kita semua tidak ditutupi selubung, dan kita
memantulkan kecemerlangan Tuhan Yesus. Dan oleh sebab itu kita
terus-menerus diubah menjadi seperti Dia; makin lama kita menjadi makin
cemerlang. Kecemerlangan itu dari Roh, dan Roh itu adalah Tuhan" (2Kor.
3:18, BIMK). Pena inspirasi menulis: "Oleh memandang kita menjadi
berubah; dan sementara kita merenungkan kesempurnaan dari Teladan ilahi
itu, kita akan rindu untuk diubahkan sepenuhnya dan dibarui menurut
citra kesucian-Nya. Adalah oleh iman kepada Putra Allah maka perubahan
terjadi dalam tabiat, dan anak murka menjadi anak Allah" (Ellen G.
White, Signs of the Times, 26 Desember 1892).
"Reformasi
adalah soal memandang kepada Yesus. Itu adalah tentang Yesus mengisi
pikiran kita. Itu adalah tentang Yesus membentuk pemikiran-pemikiran
kita. Itu adalah tentang Yesus membimbing perbuatan-perbuatan kita. Bila
kita memandang Yesus, Ia akan menuntun kita kepada standar-standar yang
lebih tinggi dari sekadar kekakuan mengikuti aturan. Tidak mungkin
kalau kita sungguh-sungguh melihat kepada Yesus dan tetap sama. Apabila
kita merenungkan pemikiran-pemikiran-Nya, kita hanya mempunyai satu
kerinduan, dan itu adalah melakukan kehendak-Nya" [alinea terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang pikiran lebih berkuasa dari tubuh?
1.
Otak manusia diciptakan Allah dengan kemampuan luar biasa untuk
melakukan aktivitas-aktivitas kognitif, khususnya berpikir. Dengan 100
milyar sel saraf dalam otak kita dapat menganalisis dan memahami apa
yang tertangkap oleh pancaindera, terutama untuk memahami pesan-pesan
ilahi.
2. Pemikiran manusia, sebagai proses psikologis di
dalam otak, mempunyai kekuatan untuk mengendalikan anggota-anggota
tubuh. Tetapi kita juga dapat "mendidik" cara berpikir kita supaya dapat
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lebih sesuai dengan keinginan
kita, khususnya yang selaras dengan Kristus.
3.
Keserupaan dengan tabiat Kristus adalah tujuan utama dari setiap orang
Kristen sejati. Itulah sebabnya kepada kita dianjurkan untuk senantiasa
belajar dari Kristus dengan cara terus memandang kepada-Nya. Oleh
memandang kita akan diubahkan melalui kesan-kesan yang tertanam dalam
pikiran kita tentang Yesus Kristus.
Senin, 9 September
MELINDUNGI PIKIRAN KITA (Saringan Pikiran)
Maksud penyaringan. Salah
satu alat yang paling sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia adalah alat penyaring. Montir memerlukan saringan oli untuk
mesin mobil, tukang bangunan memakai saringan pasir untuk memplester
dinding bangunan, ibu rumahtangga menggunakan saringan ketika menyiapkan
makanan atau minuman tertentu. Fungsi dari alat penyaring (saringan)
ialah menyaring dan mencegah apa saja yang tidak dikehendaki agar tidak
ikut terserap bersama substansi yang diperlukan. Jadi, alat penyaring
juga menjalankan fungsi pemurnian. Sesuatu unsur yang tidak murni dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bahkan masalah yang tidak diinginkan saat
dipergunakan, apalagi untuk sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh. Alat
penyaring bukan sama sekali menutup jalan masuk, tetapi membiarkan
masuk hanya hal-hal yang dikehendaki dan pada waktu yang sama mencegah
unsur-unsur yang tidak disukai.
Pikiran kita adalah bagian
yang netral, apa yang mengisi pikiran itulah yang menentukan keadaan
pikiran kita. Sebagai orang Kristen pikiran kita harus selalu dijaga
agar tidak disusupi oleh unsur-unsur duniawi yang dapat mengacaukan
kemurnian pikiran kita. "Allah telah menyediakan suatu 'saringan rohani'
bagi pikiran kita. Itu sudah dibuat dengan cermat untuk membiarkan
masuk ke dalam pikiran kita hanya hal-hal yang akan membangun pengalaman
rohani kita dengan Yesus" [alinea pertama: dua kalimat terakhir].
Rasul
Paulus menulis: "Maka sejahtera dari Allah yang tidak mungkin dapat
dimengerti manusia akan menjaga hati dan pikiranmu yang sudah bersatu
dengan Kristus Yesus. Akhirnya, saudara-saudara, isilah pikiranmu dengan
hal-hal bernilai, yang patut dipuji, yaitu hal-hal yang benar, yang
terhormat, yang adil, murni, manis, dan baik...Janganlah ikuti
norma-norma dunia ini. Biarkan Allah membuat pribadimu menjadi baru,
supaya kalian berubah. Dengan demikian kalian sanggup mengetahui kemauan
Allah--yaitu apa yang baik dan yang menyenangkan hati-Nya dan yang
sempurna" (Flp. 4:7-8 & Rm. 12:2, BIMK).
Mengawal pancaindera. Setiap
hari kita terpapar dengan berbagai hal yang bisa tertangkap oleh
pancaindera kita, utamanya indera pelihat dan pendengar, baik melalui
perangkat audio-visual maupun yang dapat kita saksikan dan dengar
langsung dari aktivitas keseharian. Siaran radio, televisi, internet,
tiada hentinya membanjiri pikiran kita dengan pelbagai informasi. Ada
informasi yang berharga, banyak pula informasi sampah. Dalam situasi
seperti inilah kita membutuhkan sebuah mekanisme penyaringan supaya
hanya hal-hal yang dianggap layak saja yang terserap ke dalam pikiran,
sedangkan hal-hal yang tidak patut bagi pikiran kita terlewatkan begitu
saja. Setiap orang Kristen harus memiliki sistem saringan yang
ditentukannya sendiri, sesuai dengan nilai-nilai rohani yang kita
junjung.
"Ini sebuah kenyataan yang sederhana. Tidak
mungkin mengembangkan pemikiran-pemikiran rohani yang mendalam kalau
kita mengisi pikiran kita dengan kekerasan, ketidaksopanan, keserakahan,
dan materialisme. Indera-indera kita merupakan pintu gerbang kepada
pikiran kita. Jika pikiran kita dijejali dengan tontonan-tontonan
hiburan Hollywood yang merangsang, pikiran akan dibentuk oleh
pengalaman-pengalaman yang bersifat hawa nafsu ini gantinya oleh
prinsip-prinsip Firman Allah...Orang-orang Kristen Masehi Advent Hari
Ketujuh yang bersedia untuk Kedatangan Kristus yang Kedua harus
mempertimbangkan dengan saksama sebelum mempersembahkan jiwa mereka pada
mezbah hiburan duniawi" [alinea terakhir: empat kalimat pertama dan
kalimat terakhir].
Pena inspirasi menulis: "Jika anda
tidak dapat mengendalikan dorongan hati anda dan emosi anda sebagaimana
yang anda kehendaki, anda dapat mengendalikan kemauan dan dengan
demikian perubahan kemauan yang menyeluruh akan ditempa dalam hidup
anda. Bila anda menyerahkan kemauan anda kepada Kristus, hidup anda
terlindung bersama Kristus di dalam Allah. Itu berarti bersekutu dengan
kuasa yang berada di atas segala kekuasaan dan kekuatan. Anda mendapat
kekuatan dari Allah yang memegang anda teguh pada kekuatan-Nya; dan
suatu hidup baru, bahkan kehidupan iman, adalah mungkin bagi anda"
(Ellen G. White, Christian Temperance and Bible Hygiene, hlm. 148).
Apa yang kita pelajari tentang pentingnya saringan pikiran?
1.
Demi menjaga kemurnian pikiran diperlukan sistem saringan untuk
menyaring bahan-bahan yang masuk ke dalam pikiran agar hanya hal-hal
yang murni saja yang diterima oleh pikiran kita. Dengan adanya
penyaringan yang bekerja efektif kita tidak perlu khawatir terhadap
"sampah-sampah" yang berseliweran di sekitar kita.
2.
Sebagai umat Tuhan, saringan pikiran kita berpatokan pada Firman Tuhan.
Alkitab mengajarkan agar kita hanya mengisi pikiran kita dengan "hal-hal
bernilai, yang patut dipuji, yaitu hal-hal yang benar, yang terhormat,
yang adil, murni, manis, dan baik" (Flp. 4:8).
3. Salah
satu "penyimpangan moral" paling umum sekarang ini adalah menjadikan
hal-hal yang menyangkut seksual sebagai hiburan. Bercanda soal seks
selalu terdengar lucu dan menghibur, bukan? Namun perbuatan asusila
tidak hanya perselingkuhan; gurauan yang bertema seksual juga adalah
perbuatan asusila (Ef. 5:3-4).
Selasa, 10 September
PAGAR HATI (Pengamanan Pikiran)
Melindungi hak pribadi. Bukan
hanya rumah perlu pagar, tapi juga hati dan pikiran. Pagar adalah
sebuah ikhtiar untuk menyatakan kepemilikan dan pengamanan atas suatu
properti (hak milik). Rumah-rumah di Amerika, yang juga mulai banyak
ditiru oleh pengembang kompleks perumahaan model "cul de sac" di
tanah air, umumnya tidak ada pagar fisiknya tapi menggunakan pagar
imajiner yang diatur oleh hukum. Menjejaki halaman rumah orang tanpa
seizin pemiliknya, walaupun tidak ada pagarnya, bisa membuat anda
berurusan dengan polisi. Pikiran adalah properti pribadi kita
masing-masing, dan kita berhak untuk melindunginya dari penyusupan
unsur-unsur yang tidak dikehendaki. Seseorang yang tidak memagari
pikirannya itu sama dengan membiarkan propertinya tanpa pagar di tengah
lingkungan yang tidak aman karena banyak penerobos. Pertanyaannya,
seberapa terjaminkah kekokohan pagar yang kita bangun itu untuk mencegah
penerobosan?
Sebagai manusia yang lahir dalam keberdosaan
dan mewarisi kecenderungan untuk berbuat dosa, hidup di tengah dunia
yang sarat oleh dosa membuat kita tak berdaya untuk menghalangi pengaruh
dosa. Hanya dengan bersandar kepada Tuhan untuk memagari pikiran kita
ada jaminan bagi keamanan. "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Flp. 4:7; penekanan ditambahkan).
"Ada
banyak cara di mana kita bisa menggagalkan pengawalan kita itu. Kita
dapat membiarkan masuk limbah kepelesiran dunia ini. Pikiran kita
mungkin dikalahkan oleh amarah, kegetiran, dan kebencian. Pikiran bisa
tenggelam di tengah lautan kepelesiran yang memabukkan atau
kebiasaan-kebiasaan yang menimbulkan ketagihan. Kabar baiknya ialah
bahwa Yesus telah berjanji untuk melindungi pikiran kita--kalau kita
membiarkan Dia melakukannya" [alinea kedua].
Senjata Allah. Dalam
perang fisik manusia menggunakan persenjataan militer yang berbau
mesiu, tetapi dalam peperangan rohani yang dipergunakan adalah
persenjataan rohaniah yang beraroma ideologis. Kesadaran akan hal ini
harus membuat kita lebih waspada, oleh sebab kita berperang "bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi...melawan roh-roh jahat di udara" (Ef.
6:12). Dalam peperangan rohani kita tidak hanya menghadapi serbuan
ideologi, doktrin, dan ajaran-ajaran dari luar gereja, tapi kita juga
menghadapi gagasan, pendapat, dan penafsiran-penafsiran yang muncul dari
dalam gereja. Setan menyerang umat Tuhan dalam segala lini kehidupan,
dan dia juga menggunakan anasir-anasir yang telah disusupkannya ke dalam
gereja!
Kenyataan ini membuat perjuangan umat Tuhan yang
menghendaki kemurnian ajaran Allah menjadi lebih berat dan terkadang
memusingkan kepala. Dalam peperangan rohani ini banyak kali kita
menghadapi pendapat-pendapat, tulisan-tulisan, bahkan khotbah-khotbah
dari para tokoh gereja yang mengagumkan tapi terkadang juga
membingungkan. Sementara semua narasumber itu patut kita perhatikan
karena bermanfaat bagi kebangunan rohani, kita juga patut mencermatinya
apakah setiap pandangan itu benar-benar bersumber dari Firman Tuhan atau
semata-mata hanya pemikiran manusia. Menangkis serangan dari luar
gereja itu relatif lebih mudah daripada menghadapi kontroversi dari
dalam.
Anda dan saya hanya akan mampu dan berhasil
mempertahankan kemurnian pikiran dan iman kita dengan menggunakan dan
mengandalkan pada senjata-senjata Allah, seperti yang difirmankan
melalui rasul-Nya: "Kami memang masih hidup di dalam dunia, tetapi kami
tidak berjuang berdasarkan tujuan duniawi. Senjata-senjata yang kami
gunakan di dalam perjuangan kami bukannya senjata dunia ini, tetapi
senjata-senjata Allah yang berkuasa. Dengan senjata-senjata itu kami
menghancurkan pertahanan-pertahanan; kami menangkis
perdebatan-perdebatan dan mendobrak benteng-benteng kesombongan yang
dibangun untuk menentang pengetahuan tentang Allah. Kami menawan pikiran
orang-orang dan membuat mereka takluk kepada Kristus" (2Kor. 10:3-5,
BIMK).
"Kita tidak selalu dapat memilih
pemikiran-pemikiran yang menerobos pikiran kita. Kita bisa memilih
apakah kita akan terus memikirkannya dan membiarkannya menguasai pikiran
kita. Membawa setiap pemikiran ke dalam penurutan kepada Kristus
berarti menyerahkan pikiran kita kepada Yesus. Pemikiran duniawi tidak
bisa dihapuskan hanya dengan sekadar berharap pemikiran itu akan
berlalu. Pemikiran-pemikiran itu akan tergusur keluar ketika pikiran
diisi dengan sesuatu yang lain. Pikiran yang terpusat pada
prinsip-prinsip positif dari Firman Allah adalah pikiran yang
'terlindung' dan 'terpelihara' oleh kasih karunia Allah dari tipu
muslihat si jahat" [alinea terakhir: enam kalimat terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang bagaimana mengamankan pikiran kita?
1.
Pikiran adalah properti pribadi anda dan saya. Bukan saja kita berhak
tapi juga wajib untuk melindunginya dari segala anasir-anasir yang bisa
merusak kemurnian pikiran kita. Melindungi pikiran berarti memagarinya
dengan ketat dan kokoh supaya tidak mudah disusupi oleh hal-hal yang
tidak dikehendaki.
2. Sebagai umat Tuhan, pengamanan
pikiran kita yang paling handal adalah senjata Firman Tuhan. Setan tidak
dapat menyusup ke dalam Alkitab, tapi dia bisa menyusup melalui
penafsiran dan pendapat tentang isi Alkitab. Setan menginfiltrasi gereja
melalui agen-agennya dengan ide-ide dan pendapat pribadi mereka.
3.
Perlindungan bagi pikiran kita terjamin hanya di dalam Yesus Kristus.
Kita dapat menyerahkan pengamanan pikiran kita kepada-Nya melalui
penyerahan diri dalam doa dan pendalaman Firman Allah dengan tuntunan
Roh Kudus. Setiap orang bisa melakukan pendalaman Alkitab secara pribadi
tanpa harus dibimbing oleh orang lain.
Rabu, 11 September
MENJADI MANUSIA SEUTUHNYA (Hubungan Pikiran dan Tubuh)
Kesejahteraan yang seutuhnya. Empat
aspek yang membentuk manusia seutuhnya adalah fisik (raga), mental
(cipta), rohani (jiwa), dan emosi (rasa). Setiap orang memiliki keempat
unsur ini dalam dirinya, dengan segala kekhasannya masing-masing yang
membuat seseorang sebagai satu pribadi yang unik. Dalam setiap aspek itu
terkandung berbagai potensi (kemampuan) yang berbeda antara satu orang
dengan orang yang lain, bergantung dari pengalaman dan pengembangan
masing-masing. Fisik yang terlatih membuat seseorang lebih berotot dan
kuat; mental yang terasah membuat seseorang lebih cerdas dan bijak;
rohani yang terdidik membuat seseorang lebih bermoral dan
bertanggungjawab; emosi yang terkendali membuat seseorang lebih tabah
dan mampu menahan diri. Pendidikan yang baik ialah pendidikan yang
mengajarkan keseimbangan dari semua dimensi manusia tersebut.
Allah
sendiri yang telah menciptakan kita manusia sebagai makhluk dimensional
dengan aspek-aspek yang lengkap seperti itu, oleh sebab dari mulanya
Dia ingin memiliki satu umat yang sehat dan cakap sebagai anak-anak-Nya.
Alkitab juga mengajarkan pendidikan yang seimbang meliputi semua aspek
ini dalam rangka membina kesejahteran manusia yang seutuhnya. Bilamana
Yesus datang kedua kali, Dia ingin menyambut satu umat yang memiliki
kriteria ini. Itulah sebabnya sang rasul berdoa, "Semoga Allah sendiri
yang memberikan kita sejahtera, menjadikan kalian orang yang
sungguh-sungguh hidup khusus untuk Allah. Semoga Allah menjaga dirimu
seluruhnya, baik roh, jiwa maupun tubuhmu, sehingga tidak ada cacatnya
pada waktu Tuhan kita Yesus Kristus datang kembali" (1Tes. 5:23, BIMK).
"Bagi
umat percaya Perjanjian Baru, kesejahteraan jasmani, pikirani dan emosi
secara tak terpisahkan berkaitan dengan kesejahteraan rohani. Rasul
Paulus mengimbau umat percaya agar 'memuliakan Allah dengan tubuh
mereka.' Dia percaya bahwa seluruh umat manusia sudah dibeli dengan
suatu harga dan diri kita bukan milik kita sendiri (1Kor. 6:19-20).
Memelihara tubuh kita dengan mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat jauh
lebih berarti daripada menambahkan beberapa tahun kepada umur kita;
jika dilakukan dengan motif yang benar itu bisa merupakan suatu
perbuatan ibadah" [alinea kedua].
Keserelarasan dengan kehendak Allah. Sebagai
manusia seutuhnya, yang memiliki keempat aspek kemanusiaan sebagaimana
tersebut di atas, kewajiban setiap orang adalah memelihara kebugaran
dari setiap aspek itu. Hal ini perlu oleh karena masing-masing aspek
saling mempengaruhi terhadap diri kita sebagai manusia yang utuh. Kalau
salah satu dari aspek itu terganggu kesehatannya, keseluruhan diri orang
tersebut menjadi sakit. Pada waktu tubuh sakit, pikiran dan emosi serta
rohani ikut terpengaruh. Ketika emosi terganggu, gejala-gejalanya
tampak pada pikiran, tubuh, dan rohani. Tatkala pikiran terganggu,
akibatnya berimbas pada tubuh, emosi dan rohani. Sewaktu rohani
terganggu, ujudnya terlihat pada tubuh, pikiran, dan emosi.
Kita
mengenal istilah "penyakit psikosomatik," yaitu gangguan emosi yang
gejala-gejalanya terlihat pada tubuh. Misalnya, seorang yang mengalami
stres atau tertekan batin dapat mengembangkan gejala-gejala seperti
tekanan darah tinggi, sakit punggung, dan tukak lambung (maag). Tetapi
kerohanian yang "tidak sehat" juga dapat menimbulkan gejala-gejala
fisik, mental, dan emosi. Gaya hidup, sepak terjang, cara berbicara,
bahkan cara berpakaian bisa merupakan ciri-ciri fisiologis dari
kerohanian yang sehat ataupun sakit. Firman Tuhan mengingatkan kita agar
tidak mengikuti norma-norma dunia ini oleh pembaruan budi dan
penguasaan diri (Rm. 12:2-3), mewaspadai musuh rohani yang datang
sebagai pencuri untuk membinasakan karakter (Yoh. 10:10), dan bahkan
dalam hal makan pun kita patut melakukannya demi kemuliaan Tuhan (1Kor.
10:31).
"Kalau ada praktik-praktik pola hidup jasmani yang
tidak selaras dengan kehendak-Nya, Allah mengundang kita agar
menyerahkannya bagi kemuliaan-Nya. Setan ingin mengendalikan pikiran
kita melalui tubuh kita; Yesus rindu mengendalikan tubuh kita melalui
pikiran kita. Tubuh kita adalah sebuah kaabah, bukan tempat
bersenang-senang. Oleh mengikuti prinsip-prinsip surgawi kita dapat
mengamalkan kehidupan yang lebih dipenuhi sukacita, produktif,
berkelimpahan, dan sehat" [alinea terakhir: empat kalimat terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang hubungan antara pikiran dan tubuh?
1. Allah
sudah menciptakan kita sebagai manusia yang seutuhnya, menebus kita
sebagai manusia yang seutuhnya, memelihara kesejahteraan kita sebagai
manusia yang seutuhnya, karena itu Allah juga ingin menyelamatkan kita
seutuhnya. Ketika Yesus datang kedua kali, semua orang yang selamat akan
diubahkan seutuhnya.
2. Sebagai manusia yang seutuhnya,
terdiri atas keempat aspek yang saling berpengaruh, kita berkewajiban
untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan diri secara utuh dan
seimbang. Allah telah menyediakan petunjuk dan cara bagaimana kita dapat
memelihara diri kita sebagai kaabah Allah yang kudus.
3.
Pikiran adalah semacam "pusat komando" yang mengendalikan segala
aktivitas hidup kita dan tempat di mana setiap keputusan diambil demi
kepentingan diri kita. Setan tahu bahwa dengan menaklukkan pikiran
seseorang dia dapat mengendalikan kehidupan orang itu. Hanya dengan
kuasa Roh Allah kita dapat mempertahankan pikiran kita dari penguasaan
setan.
Kamis, 12 September
MAKNA TERANG (Lambang-lambang Pengaruh)
Yesus sebagai Terang. Sebagaimana
kita tahu di dalam Alkitab terdapat empat injil, yang berdasarkan hasil
kanonisasi ditempatkan di bagian permulaan PB, yaitu: Matius, Markus,
Lukas, Yohanes. Dinamai "injil" karena isinya adalah tentang Yesus
Kristus. Tiga injil pertama disebut injil "sinoptik" (lihat-bersama),
yaitu yang menyorot kehidupan Yesus di dunia ini dalam format yang sama.
Sementara ketiga injil ini memaparkan apa yang Yesus lakukan dan ajarkan, injil keempat, yakni injil Yohanes, lebih terfokus dalam membeberkan siapa Yesus itu. Injil Yohanes disusun oleh salah satu murid yang paling dekat dengan Yesus, ditulis sekitar tahun 85-95 TM.
Yohanes
mengawali kitab injilnya dengan menerangkan hubungan antara Firman dan
Terang. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu
pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh. 1:1-3).
Firman (Grika: λόγος, logos) di sini bukanlah semata-mata
ucapan atau kata-kata, melainkan sebagai sosok pribadi. Lalu Yohanes
menegaskan, "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya" (ay. 4-5). Terang (Grika: φῶς, phōs) dalam hal
ini bukan dalam pengertian kata benda sebagai lawan kata dari gelap,
melainkan sebagai kata kiasan yang berarti "kebenaran dan
pengetahuannya" (Strong, G5457).
Dalam pemahaman mengenai
"terang" seperti itulah rasul Yohanes selanjutnya menulis, "Datanglah
seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi
untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang
menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian
tentang terang itu" (ay. 6-8). {Yohanes yang disebutkan di sini bukanlah
penulis injil ini, melainkan Yohanes sepupu Yesus, anak dari imam
Zakharia dan Elisabet (Luk. 1:5, 13-17, 39-45) yang kemudian dikenal
sebagai Yohanes Pembaptis (Mrk. 1:4; Luk. 7:20). Di sini Yohanes sang
rasul sedang berbicara tentang Yohanes Pembaptis yang memberi kesaksian
tentang Yesus sebagai terang yang sesungguhnya}. Selanjutnya, rasul
Yohanes menandaskan, "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap
orang, sedang datang ke dalam dunia" (Yoh. 1:9). Pada ayat ini sang
rasul sedang bertutur perihal Yesus Kristus.
Di kemudian
hari, Yesus sendiri yang membuat pernyataan mengenai diri-Nya dengan
berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup"
(Yoh. 8:12). Sehubungan dengan itu pada kesempatan yang lain Yesus
mengingatkan, "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu.
Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan
jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak
tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu
ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang" (Yoh. 12:35-36).
Kita harus menjadi terang seperti Yesus. Kalau
Yesus adalah terang dunia, para pengikut-Nya juga mesti menjadi terang
dunia. Bahkan bukan hanya terang, tapi juga garam dunia. Yesus berkata,
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di surga" (Mat. 5:13-15).
"Tujuan
dari semua kebangunan baru dan reformasi ialah untuk membiarkan terang
kasih, rahmat, dan kebenaran Kristus bersinar melalui kehidupan kita.
Terang bercahaya melawan kegelapan. Yesus sudah memanggil umat-Nya untuk
mengamalkan suatu gaya hidup yang jelas berbeda dari yang diamalkan di
dunia ini supaya memperlihatkan keunggulan dari cara hidup-Nya...Di
tengah generasi yang menonjolkan diri, terpusat pada seks, dan letih
oleh kecemasan, Yesus memanggil kita kepada sesuatu yang berbeda. Ia
memanggil kita kepada kesederhanaan, kesopanan, dan kemurnian moral
(1Ptr. 3:3-4)" [alinea kedua: tiga kalimat pertama dan dua kalimat
terakhir].
Pena inspirasi menulis: "Allah menempatkan
gereja-Nya di bumi supaya bisa menjadi terang dunia...Menerima terang
dari Sumber segala terang, mereka harus memantulkan terang itu kepada
orang lain. Tetapi ini hanya dapat dilakukan sementara gereja dekat
kepada Allah dan hidup dalam hubungan yang erat dengan Pemberi kehidupan
dan terang itu. Kemurnian dan kesederhanaan Kristus, yang dinyatakan
dalam kehidupan para pengikut-Nya yang rendah hati, akan menyaksikan
kepemilikan akan kesalehan sejati. Orang percaya yang terilhami dengan
roh missionari sejati akan menjadi surat yang hidup, dikenal dan dibaca
oleh semua orang" (Ellen G. White, risalah "Jehovah Is Our King," hlm. 10-11).
Apa yang kita pelajari tentang Yesus adalah terang dunia?
1.
Salah satu dari sekian banyak missi Kristus di atas bumi ini ialah
untuk menjadi "terang dunia." Dosa telah menggelapkan dunia ini, dan
membutakan penduduknya akan kekudusan moralitas ilahi. Yesus membawa
terang surgawi ke dalam dunia ini supaya manusia dapat melihat dengan
jelas jalan yang harus ditempuh.
2. Selaku umat percaya
yang telah memperoleh terang surgawi dari Kristus, anda dan saya
bertanggungjawab untuk memancarkan terang itu kepada orang-orang lain.
Sebagai terang kita menyinari pikiran mereka dengan kebenaran, sebagai
garam kita mempengaruhi hidup mereka dengan moralitas surgawi.
3.
Terang surgawi yang kita terima dari Yesus Kristus hanya dapat terus
menyala dan memancarkan cahaya kalau kita memelihara terang itu agar
tidak padam. Kristuslah sumber terang itu, kita hanya memantulkannya.
Kita bisa memelihara cahaya terang itu oleh hidup selalu dekat dengan
Yesus.
Jumat, 13 September
PENUTUP
Berpihak pada siapa? Orang
Kristen sejatinya bukanlah orang-orang yang netral, tetapi adalah
orang-orang yang berani berpihak. Tetapi keberpihakan kita itu bukan
dalam suatu pertikaian pribadi maupun kelompok, ataupun dalam kancah
pertarungan kekuasaan di dunia ini, melainkan keberpihakan yang
menjunjung dan membela kebenaran. "Sebab kami tidak dapat berbuat
sesuatu pun yang bertentangan dengan yang benar; kami harus menuruti
yang benar" (2Kor. 13:8, BIMK).
"Kalau kita berada di
pihak Tuhan, pemikiran kita adalah bersama Dia, dan pemikiran-pemikiran
kita yang paling manis adalah tentang Dia. Kita tidak bersahabat dengan
dunia; kita sudah mempersembahkan semua yang kita miliki dan diri kita
kepada-Nya. Kita rindu untuk membawa citra-Nya, menghirup roh-Nya,
melakukan kehendak-Nya, dan menyenangkan Dia dalam segala hal" [alinea
pertama: tiga kalimat terakhir].
Orang Kristen berada di
dunia ini untuk mewakili tabiat Kristus; orang Kristen akan kehilangan
Kekristenannya jika mereka tidak mewakili tabiat Kristus di hadapan
dunia. Inilah hakikat dan kodrat dari kehidupan orang Kristen, dan kita
tidak mempunyai pilihan lain. "Tidak ada yang Kristus begitu kehendaki
seperti wakil-wakil yang akan mewakili roh dan tabiat-Nya kepada dunia.
Tidak ada yang dunia begitu perlukan seperti perujudan kasih Juruselamat
melalui kemanusiaan" [alinea kedua: kalimat kedua dan ketiga].
"Sebab
itu tanggalkanlah manusia lama dengan pola kehidupan lama yang sedang
dirusakkan oleh keinginan-keinginannya yang menyesatkan. Hendaklah hati
dan pikiranmu dibaharui seluruhnya. Hendaklah kalian hidup sebagai
manusia baru yang diciptakan menurut pola Allah; yaitu dengan tabiat
yang benar, lurus dan suci" (Ef. 4:22-24, BIMK).
Categories:
good.. GBU /JBU
artikel yang sangat diberkati. GBU
sumberpelita.blogspot.com