Facebook
RSS

BELAJAR DARI PENGALAMAN PETRUS (Hidup yang Diubahkan)

-
Firman Tuhan

Bukan sekadar perasaan. Pernahkah anda merasa lebih dekat dengan Yesus dan merasa seperti seorang yang sudah dibarui? Puji Tuhan! Akan tetapi, perasaan seperti itu belum menjadi bukti bahwa anda sudah mengalami kebangunan rohani. "Hasil dari kebangunan rohani belum tentu adalah perasaan yang positif. Hasil dari kebangunan rohani adalah suatu kehidupan yang diubahkan. Perasaan-perasaan kita bukanlah buah dari kebangunan rohani. Sekali lagi, penurutan. Inilah bukti dalam kehidupan murid-murid sesudah Pentakosta" [alinea kedua].

Di malam buta yang dingin itu rumah dinas imam besar Kayafas (menjabat tahun 18-37 TM) dipanaskan oleh suasana pemeriksaan terhadap Yesus Kristus. Ratusan orang memenuhi serambi luas yang mendadak jadi ruang pengadilan, bahkan sampai meluber ke luar. Petrus, yang sejak tadi hanya mengikut Yesus dari jauh, memilih bergabung dengan orang-orang yang sedang berdiang di halaman. Seorang hamba perempuan imam besar, yang entah mengapa saat itu sedang berada di luar rumah, tiba-tiba mengenali wajah murid terdekat Yesus itu lalu berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu" (Mat. 26:69). Kejadian yang tak diduga itu membuat Petrus seperti tersengat aliran listrik. Dia menyangkal tudingan itu. Merasa keadaan tidak aman Petrus beringsut ke pintu gerbang, tetapi seorang hamba lain memergokinya lalu menuding dia juga. Petrus menyangkal untuk kedua kalinya (ay. 71-72). Orang-orang yang berada di sekitar tempat itu berpaling ke arah Petrus lalu menuding dia lagi. Untuk ketiga kalinya Petrus menyangkal. Saat itulah terdengar ayam berkokok. "Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: 'Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.' Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya" (ay. 75).

Penyangkalan Petrus adalah sebuah tindakan kemurtadan, tetapi dia kemudian sadar dan bertobat. Beberapa minggu setelah peristiwa itu, dalam pertemuan ketiga dengan murid-murid setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengajukan pertanyaan yang sangat pribadi kepada Petrus. "Simon, anak Yona, apakah engkau lebih mengasihi Aku daripada mereka ini mengasihi Aku?" (Yoh. 21:15, BIMK). Tentu saja Yesus tahu bahwa Petrus sungguh mengasihi-Nya, tetapi Ia ingin suatu pernyataan yang lebih tegas dan mendalam lagi sehingga pertanyaan yang sama diajukan sampai tiga kali. Bukankah murid yang satu ini juga pernah sesumbar dengan berkata, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak...Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" (Mat. 26:33, 35)? Tetapi tidak berapa lama kemudian dia melanggar kata-katanya sendiri dan menyangkal Tuhannya sambil bersumpah. Maka, pada waktu Yesus bertanya untuk ketiga kalinya, Petrus hanya menjawab dengan rendah hati: "Tuhan, Tuhan tahu segala-galanya. Tuhan tahu saya mencintai Tuhan!" (Yoh. 21:17, BIMK).

Hidup yang diubahkan. Perubahan Petrus dan para murid lainnya semakin nyata setelah pengalaman pada hari Pentakosta. Roh Kudus telah membangunkan kembali kerohanian mereka, dan hasilnya adalah kehidupan yang diubahkan. Sehingga ketika Mahkamah Agama melarang mereka untuk mengabarkan tentang Yesus, mereka menjawab dengan lantang: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia" (Kis. 5:29-32).

Pena inspirasi menulis: "Ragi kebenaran bekerja secara rahasia, diam-diam, dan terus-menerus untuk mengubah jiwa. Kecenderungan-kecenderungan alamiah dilemahkan dan ditaklukkan. Pemikiran-pemikiran baru, perasaan-perasaan baru, dan motif-motif baru ditanamkan. Suatu ukuran tabiat ditetapkan--kehidupan Kristus. Pikiran diubahkan; kecakapan dibangkitkan kepada tindakan dalam garis-garis yang baru. Manusia tidak dianugerahi dengan kecakapan baru, melainkan kecakapan-kecakapan yang dia miliki itu disucikan. Hati nurani dibangunkan" (Ellen G. White, Review and Herald, 7 Juli 1904).

Apa yang kita pelajari tentang kehidupan yang diubahkan?
1. Petrus adalah bukti nyata dari sebuah kehidupan yang diubahkan oleh Roh Kudus melalui kebangunan rohani. Dari seorang yang murtad karena menyangkal Tuhan berubah menjadi seorang yang rela mati bagi Tuhan.
2. Khotbah-khotbah yang menjamah, ayat-ayat Kitabsuci yang menyentuh, kesaksian-kesaksian yang menarik, itu dapat saja menghangatkan hati seseorang dan menimbulkan perasaan seperti semakin dekat dengan Tuhan. Tetapi tanpa perubahan dalam kehidupan semua perasaan itu adalah ilusi rohani.
3. Roh Kudus bekerja seperti angin yang hanya terlihat pada hasil yang diakibatkannya. Roh Kudus bekerja di dalam hati sanubari dan pikiran manusia, mempengaruhi dan menghasilkan kebangunan rohani, hasilnya terpantau melalui hidup yang berubah. Tanpa perubahan berarti tak ada kebangunan rohani.

Leave a Reply