Facebook
RSS

SAMBUTAN TERHADAP ROH KUDUS (Kepekaan Pada Panggilan Roh)

-
Firman Tuhan

Pekerjaan Roh Kudus. Alkitab mengindikasikan bahwa Roh Kudus adalah salah satu dari Tritunggal ilahi (Mat. 28:19-20; 2Kor. 13:13), dan sebagai Pribadi ilahi yang tahu persis mengenai Allah (1Kor. 2:10-11) Roh Kudus sudah bekerja bersama Allah pada waktu penciptaan (Kej. 1:1-3). Roh Kudus memiliki kewenangan khusus untuk memateraikan orang-orang yang akan diselamatkan (Ef. 4:30). Bagi manusia Roh Kudus berfungsi untuk menghibur dan mengajar (Yoh. 14:26), menolong dalam kelemahan dan menjadi pengantara untuk doa kita (Rm. 8:26), menyucikan hati nurani (Ibr. 9:14), menguduskan kita (2Tes. 2:13), serta menjadi sumber kuasa dan karunia (1Kor. 12:10-11). Roh Kudus memimpin dan menuntun manusia (Gal. 5:18; Ef. 6:18; Mzm. 143:10), bahkan memimpin dan menuntun Yesus ketika hidup di dunia ini (Mat. 4:1; Luk. 4:1).

Sejak peristiwa di tengah jalan menuju ke Damaskus itu dan selanjutnya Roh Kudus telah memainkan peran yang besar dalam kehidupan Paulus, khususnya ketika dia harus menghadap raja Agripa untuk mempertanggungjawabkan kegiatan penginjilannya. Raja ini adalah Herodes Agripa II, buyut dari Herodes Askalon atau Herodes yang Agung, seorang yang telah membunuh bayi-bayi pada waktu Yesus lahir; cucu dari Herodes Antipas yang terlibat dalam penyaliban Yesus dan yang telah memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis; anak dari Herodes Agripa I yang merestui penganiayaan atas orang-orang Kristen, dan atas perintahnya rasul Yakobus telah dipenggal kepalanya sehingga menjadi syuhada Kristen yang pertama. Jadi, Paulus sedang berhadapan dengan raja yang berasal dari satu dinasti atau keluarga yang sudah menunjukkan permusuhan terhadap Yesus Kristus dan para pengikut-Nya. Tetapi sang rasul tampil penuh percaya diri karena dikuasai dan dituntun oleh Roh Kudus.

Setelah berbicara panjang-lebar tentang latar belakang dan masa lalunya, Paulus kemudian mengungkapkan pengalaman dalam perjalanan ke Damaskus itu kepada sang raja. "Di seluruh pelayanannya Paulus telah dibimbing oleh Roh, diyakinkan oleh Roh, diajar oleh Roh, dan diberdayakan oleh Roh. Dalam pembelaannya di hadapan Raja Agripa dia menjelaskan penglihatan surgawi di Jalan Damaskus" [alinea pertama: dua kalimat pertama].

Drama di ruang sidang. Audiensi dengan Raja Agripa adalah peluang istimewa yang tidak disia-siakan oleh Paulus. Kesempatan itu dimanfaatkannya bukan semata-mata untuk membela diri saja tetapi lebih seperti sebuah khotbah mengenai Yesus Kristus dan kemesiasan-Nya. Sebelum mengakhiri pidato pembelaannya, yang juga disaksikan oleh dua petinggi dan pembantu terdekat raja, yakni gubernur Bernike dan panitera Festus, rasul Paulus dengan nada suara meyakinkan bertanya kepada raja, "Yang Mulia Baginda Agripa, apakah Baginda percaya akan apa yang dikatakan oleh nabi-nabi? Saya rasa Baginda percaya!" (Kis. 26:27, BIMK). Dapat dibayangkan suasana yang tiba-tiba menjadi tegang akibat pernyataan di luar dugaan yang Paulus lontarkan, sehingga raja berkata dengan nada tinggi, "Kau kira gampang membuat saya menjadi orang Kristen dalam waktu yang singkat ini?" (ay. 28, BIMK). Terhadap ucapan Agripa itu Paulus menanggapi dengan tenang: "Dalam waktu yang singkat atau dalam waktu yang panjang...saya berdoa kepada Allah supaya Baginda dan Tuan-tuan semuanya yang mendengarkan saya hari ini dapat menjadi seperti saya -- kecuali belenggu ini, tentunya!" (ay. 29, BIMK).

Tampaknya doa dan harapan Paulus itu tidak terkabul sebab tidak ada catatan bahwa Raja Agripa II dan para petinggi lainnya itu percaya kepada Yesus Kristus dan menjadi orang Kristen. Di sini kita melihat, pekerjaan dari Roh Kudus yang sama membawa hasil yang berbeda dalam kehidupan Paulus dan Agripa. Hal ini bukan karena Roh Kudus hanya berkuasa terhadap Paulus tetapi tidak terhadap Agripa, melainkan oleh sebab sambutan yang berbeda dari kedua orang itu. Kejadian yang sama dapat terjadi pada siapa saja ketika Roh Kudus berbisik, ada sebagian orang yang cukup peka untuk mendengar dan menerima bisikan itu, sebagian orang lagi tidak mendengar dan menolak.

"Sangat berbeda dengan Paulus, Raja Agripa tidak tunduk kepada kuasa Roh Kudus yang meyakinkan. Kepentingan dirinya sendiri yang meningkat dan keinginan-keinginan cinta dirinya berlawanan dengan desakan Roh untuk suatu kehidupan yang baru di dalam Kristus...Sementara kita mengikuti tuntunan Roh Kudus dan berjalan di dalam terang kebenaran Allah, Ia akan terus menyatakan terang dan kebenaran lebih banyak lagi. Pada waktu yang sama juga, semakin kita menepis desakan Roh Kudus, semakin kita menolak Dia, akan semakin mengeras hati kita jadinya" [alinea kedua dan alinea terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang pekerjaan Roh Kudus dan sambutan kita?
1. Roh Kudus selalu bekerja dengan kuasa penuh untuk mempengaruhi manusia, tetapi Roh Kudus tidak dapat memaksa seorangpun. Kepekaan kita terhadap bisikan Roh Kudus menentukan hasil akhir, apakah kita bertobat dan selamat atau mengeraskan hati dan binasa.
2. Paulus adalah bukti nyata tentang apa yang dapat dilakukan oleh Roh Kudus pada kehidupan seseorang yang menerima Dia. Roh Kudus tidak menahan apapun untuk diberikan kepada setiap orang yang menyambut Dia, segala hal yang diperlukan bagi pengalaman rohani dan keberhasilan rohani orang itu.
3. Hampir berarti tidak. Inilah yang terjadi pada raja Agripa yang nyaris bertobat oleh khotbah Paulus. Keselamatan adalah pilihan pribadi, suatu hal yang hanya bisa terjadi apabila kita bersedia mendengar dan menerima Roh Kudus yang bekerja di hati sanubari kita.

Leave a Reply