Facebook
RSS

Gereja dalam fungsi sebagai perawatan dan pengobatan rohani

-
Firman Tuhan

Sebuah jemaat yang ideal adalah yang terdiri atas individu-individu yang memiliki kualitas seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus dalam Efesus 4:25-32. Tidak ada dusta, semua berkata benar, tidak menyimpan marah, tidak suka mencuri, punya pekerjaan yang baik, suka menolong orang yang membutuhkan, tidak suka berbicara kasar, perkataan mereka halus dan bersifat membangun, tidak mau mendukakan hati Roh Kudus, tidak ada perasaan getir, tidak ada kegeraman dan amarah, tidak ada pertengkaran dan fitnah, tidak ada kejahatan, ramah, penuh kasih, dan suka mengampuni.

"Ungkapan-ungkapan yang kasar mendukakan hati Tuhan; kata-kata yang tidak bijaksana itu merusak. Saya disuruh untuk mengatakan kepada kamu, Hendaklah lembut dalam ucapanmu; perhatikan baik-baik perkataanmu; biarlah tidak ada kekasaran terdapat dalam ucapan-ucapanmu atau tindakanmu...Pengetahuan Firman Allah yang dipraktikkan dalam kehidupan akan memiliki suatu kuasa yang menyembuhkan dan menenangkan".
Apakah tuntutan-tuntutan ini terlalu berat untuk dipenuhi? Apakah memiliki satu jemaat yang perangai orang-orangnya "sempurna" seperti ini adalah kemustahilan?
Kita sering mendengar orang berkata bahwa "gereja" itu seumpama rumahsakit yang menampung pasien-pasien penyakit rohani. Dalam pengertian tertentu pengibaratan ini mungkin ada benarnya, sebab semua kita yang masuk gereja adalah orang-orang yang berdosa dan sakit rohani. Tetapi, kalau kita mengibaratkan gereja sebagai sebuah rumahsakit, untuk apakah orang masuk rumahsakit kalau bukan untuk disembuhkan dari penyakitnya? Nah, sudah berapa tahun anda masuk "rumahsakit rohani" yang bernama gereja, adakah penyembuhan rohani yang anda peroleh? Jangan-jangan penyakit rohani anda bertambah parah. Lalu, siapa yang salah?

Kalau anda sakit dan masuk rumahsakit ada dua pilihan yang bisa diperoleh: rawat-jalan atau rawat-inap. Rawat-jalan kalau penyakitnya tidak terlalu berat dan anda setuju untuk minum obat dan menurut anjuran dokter; rawat-inap jika penyakitnya parah dan membutuhkan perawatan serta penanganan medis yang intensif. Di rumahsakit para pasien rawat-inap akan memperoleh terapi medis yang dibutuhkannya, serta pengawasan 24 jam sehari. Anda tidak mungkin sembuh kalau tidak mau menjalani perawatan dan minum obat, termasuk makan menu yang disarankan dokter. Perawatan di rumahsakit adalah untuk mencari kesembuhan, tapi kadang-kadang hal itu tidak diperoleh karena kondisi anda memang sudah sangat lemah dan penyakit anda sudah mencapai stadium lanjut atau sudah tahap terminal.

Tapi tidak demikian dengan gereja, tidak ada orang sakit rohani yang separah apapun yang tak tersembuhkan, karena Tabib Agung kita adalah Maha Kuasa. Persoalannya ada pada pasien itu sendiri, apakah dia sungguh-sungguh mencari kesembuhan rohani di gereja atau masuk gereja dengan motif lain. Atau kita masuk ke gereja sambil membawa kuman dan virus dosa yang tetap kita pelihara dan tidak ingin melepaskannya.
Gereja memang menjalankan fungsi perawatan dan pengobatan rohani. Tetapi berbeda dari rumahsakit, perawatan dan pengobatan rohani di gereja tidak semata-mata dibebankan kepada pendeta, melainkan juga menjadi tanggungjawab di antara sesama anggotanya. Setiap anggota adalah perawat rohani bagi sesamanya, dengan Tuhan sebagai dokter dan Firman-Nya sebagai farmasi (instalasi obat) dan pendeta adalah apotekernya. Gereja bukanlah bangunannya, melainkan jemaatnya, orang-orang di dalamnya. "Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri" (1Ptr. 2:9).

Leave a Reply