Facebook
RSS

ALKITAB BERSAKSI TENTANG YESUS (Yesus dan Firman)

-
Firman Tuhan

Berawal dari kolam Betesda. Pada hari itu Yesus berada di kota Yerusalem untuk merayakan salah satu hari raya wajib bagi orang Yahudi (Yoh. 5:1). Ketika melewati Pintu Gerbang Domba, Yesus menyempatkan diri menjenguk suasana di kolam Betesda yang ada di dekat situ. Betesda (Grika: Βηθεσδά, Bēthesda) mengandung dua arti: rumah pengampunan atau air yang mengalir. Kolam Betesda adalah tempat di mana orang-orang yang mencari kesembuhan berebutan bilamana malaikat Tuhan mengguncang air itu, sebab hanya orang yang pertama masuk ke kolam itu saja yang sembuh. Di situ ada seorang laki-laki yang sudah 38 tahun menunggu kesempatan pertama itu tapi tak pernah berhasil, dan kepada orang itulah Yesus datang menawarkan kesembuhan. "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah" (ay. 8). Hari itu adalah Sabat perayaan tahunan, bukan Sabat hari ketujuh, tetapi sama-sama adalah hari perhentian.


Di Bait Allah orang itu bertemu dengan Yesus yang berpesan kepadanya supaya tidak berbuat dosa lagi, kalau tidak dia bisa kena penyakit yang lebih parah lagi (ay. 14). Bukannya memperhatikan perkataan Yesus dan berjanji untuk hidup suci, lelaki itu malah langsung pergi melapor kepada para pemimpin Yahudi. Ketika berhadapan dengan para pemimpin Yahudi itu Yesus menggunakan kesempatan tersebut untuk mengkhotbahi mereka, memperkenalkan siapa sesungguhnya diri-Nya dan sekaligus mencela ketidakpercayaan mereka. "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu" (ay. 39-40; huruf miring ditambahkan).

Fungsi Firman dan Roh. Selain sebagai teguran, perkataan Yesus juga menegaskan tentang fungsi Kitabsuci (=Alkitab) sebagai sumber informasi perihal keselamatan dan kesaksian dari hal Yesus Kristus sebagai Mesias atau Juruselamat. Dengan kata lain, Yesus menegur mereka yang membaca Kitabsuci tetapi tidak menemukan Firman Allah di dalamnya. Mengapa? Karena mereka membaca dan menyelidik Kitabsuci dengan motivasi yang salah, mereka membaca hanya dengan pikiran tapi tidak dengan hati. Hal yang sama dapat terjadi pada kita apabila kita membaca dan menyelidik Alkitab bukan untuk "menemukan" Firman Allah--membaca bukan untuk mengisi hati melainkan hanya mengisi pikiran--sehingga Alkitab sekadar dijadikan sebagai sumber pengetahuan bukannya sumber kebenaran.

Pada kesempatan lain ketika berbicara kepada murid-murid, Yesus menyebutkan tentang "Roh Kebenaran" yang akan menuntun mereka "ke dalam seluruh kebenaran" dan yang akan memberitahukan kepada mereka mengenai "hal-hal yang akan datang" (Yoh. 16:13). Lebih lanjut Yesus berkata, "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku" (ay. 14-15; huruf miring ditambahkan). Sebelumnya kepada para pemimpin Yahudi itu Yesus sudah berbicara tentang "Firman" (Kitabsuci atau Alkitab) yang memberi kesaksian perihal diri-Nya, sekarang kepada para murid itu Yesus berbicara tentang "Roh" yang memberitakan perihal diri-Nya. Jadi, Firman dan Roh sama-sama bertutur mengenai Yesus Kristus.

"Firman Allah bersaksi tentang Yesus. Roh Kudus juga bersaksi tentang Yesus. Roh itu menuntun kita kepada suatu pengalaman yang lebih mendalam dengan Yesus melalui Firman-Nya. Tujuan dari Roh Kudus dalam kebangunan rohani utamanya tidak untuk menyatakan Diri-Nya melalui tanda-tanda adikodrati dan keajaiban-keajaiban melainkan untuk meninggikan Yesus melalui Firman-Nya...Firman Allah menyediakan dasar atau landasan bagi seluruh kebangunan rohani sejati. Pengalaman kita mengalir keluar dari suatu pemahaman akan Firman Allah. Pujian dan penyembahan kita bersemi dari pikiran yang dipenuhi dengan Firman. Suatu kehidupan yang diubahkan merupakan kesaksian terbesar dari kebangunan rohani yang sesungguhnya" [alinea pertama: empat kalimat pertama; dan alinea kedua].

Dalam perjalanan ke Emaus. Akhir pekan yang menghebohkan bagi penduduk kota Yerusalem dan sekitarnya. Perhatian seluruh kota tersedot kepada peristiwa penangkapan Yesus pada hari Kamis subuh di Getsemane, proses pengadilan dan penyaliban-Nya, sampai kematian-Nya pada hari Jumat sore di Bukit Tengkorak. Semuanya berlangsung dengan cepat. Dapat dibayangkan pembicaraan orang-orang yang datang beribadah di Bait Suci pada hari Sabat keesokan harinya yang hanya terpusat sekitar peristiwa spektakuler itu. Tapi belum lagi usai orang banyak memperbincangkannya, pada hari Minggu besoknya penduduk kota sudah dihebohkan lagi oleh kabar tentang kebangkitan Yesus secara misterius yang segera beredar dari mulut ke mulut meski dengan berbisik-bisik karena takut. Sungguh sebuah akhir pekan yang menggemparkan. Berdasarkan sebuah perhitungan, kejadian itu berlangsung tanggal 6-9 April tahun 32 TM. (Baca di sini---> http://www.ecclesia.org/truth/trial-jesus.html).

Pada hari Minggu sore itu dua orang tampak asyik membahas kejadian tersebut dalam perjalanan mereka dari Yerusalem ke Emaus, sebuah desa yang jauhnya sekitar 11 Km (Luk. 24:13). Keduanya adalah pengikut Yesus, tetapi bukan termasuk di antara 11 murid Yesus yang tersisa. Tanpa mereka sadari, karena memang penglihatan mereka dikaburkan, tiba-tiba saja Yesus sudah berjalan beriringan dan berlagak ingin tahu apa yang sedang dibicarakan. Yesus mengorek pendapat dari kedua murid itu perihal peristiwa tersebut, dan tanpa curiga keduanya lalu mengungkapkan rasa kecewa mereka oleh sebab Yesus yang mati disalibkan itu tadinya diharapkan untuk menjadi pembebas Israel (ay. 20-24). Yesus mencela ketidakmengertian mereka perihal nubuatan tentang Mesias dalam tulisan para nabi, tapi Ia juga merasa kasihan dengan keluguan mereka lalu memberi penjelasan (ay. 25-27). Sejurus kemudian, setelah menyadari bahwa Yesus sendirilah yang baru saja berbicara kepada mereka tapi sekarang telah menghilang, kedua murid itu berkata, "Bukankah rasa hati kita seperti meluap, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan menerangkan isi Alkitab kepada kita?" (ay. 32, BIMK).

"Kisah kemunculan Yesus kepada kedua murid di jalan menuju ke Emaus itu menyingkapkan peran yang Alkitab mainkan dalam memulai kebangunan rohani yang sesungguhnya. Pengikut-pengikut Kristus ini telah dipenuhi dengan kebingungan...Yesus bisa saja mengadakan suatu mujizat untuk membuktikan jatidiri-Nya atau memperlihatkan cacad di tangan-Nya. Dia tidak lakukan itu. Gantinya, Dia memberikan kepada mereka sebuah pelajaran Alkitab" [alinea keempat: dua kalimat pertama dan tiga kalimat terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang peran Alkitab dalam bersaksi perihal Yesus?
  1. Orang-orang Yahudi di zaman Yesus menyelidik Kitabsuci (yaitu Torah dan kitab para nabi), dan mereka pasti sering membaca nubuatan tentang Mesias. Mereka bukan tidak percaya, tetapi mereka "tidak setuju" dengan suratan nasib yang ditentukan atas diri Mesias.
  2. Membaca Kitabsuci harus dengan niat untuk menemukan kebenaran, bukan untuk sekadar mendapatkan penghiburan dan kelegaan perasaan. Alkitab memang dapat menghibur hati pembacanya, tapi jangan jadikan Alkitab sebagai "obat penenang" yang hanya menghembuskan angin surga.
  3. Sampai pada hari-hari terakhir berada di dunia ini Yesus tetap bekerja memberi penjelasan tentang isi Firman itu, termasuk kepada kedua murid dalam perjalanan ke Emaus. Setelah pulang kembali ke surga, Yesus mengutus Roh Kudus untuk mengambil alih pekerjaan itu.


Leave a Reply