Alkisah, pada suatu hari lebih dari
satu abad silam, seorang penjelajah dari Eropa sampai di pedalaman Afrika dan
menemukan seorang lelaki pribumi sedang asyik membaca Alkitab. Melalui
penerjemah, pria ateis itu menegur dengan nada mengejek, "Untuk apa buang
waktu membaca buku yang tidak berguna itu." Lelaki pribumi itu mengangkat
kepalanya dan menatap tajam-tajam ke wajah pria kulit putih yang berdiri
beberapa meter di hadapannya, lalu dengan suara datar dia menyahut, "Kalau
bukan karena buku ini kamu sudah saya makan!"
Bagi umat Kristen, Alkitab lebih dari sekadar kitab suci tapi adalah
Firman Allah. Umat Kristen percaya bahwa meskipun Alkitab telah ditulis oleh 40
orang dengan latar belakang berbeda-beda selama kurun waktu 1600 tahun (1500 SM
- 100 TM), namun Allah sendiri adalah pengarangnya, dalam arti bahwa Allah yang
mengilhami para penulisnya (2Tim. 3:16). Harap dipahami bahwa
"mengilhami" itu tidak sama dengan "mengimla"
(=mendiktekan), di mana Tuhan memberi inspirasi dan para penulis itu menulis
berdasarkan gaya bahasa mereka masing-masing tentang apa yang mereka saksikan
maupun yang dibisikkan Roh Allah ke dalam hati sanubari mereka. Tentu saja ada
bagian-bagian tertentu yang didiktekan kepada para penulis itu bilamana Allah
memerintahkan mereka untuk mengutip ucapan-Nya (Kel. 34:27; Why. 19:9).
Di seluruh Alkitab--Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru--terdapat lebih
dari 3000 frase yang berbunyi "beginilah firman Tuhan" atau
"demikianlah firman Tuhan" yang menandakan bahwa kata-kata yang
mendahului ataupun sesudahnya adalah ucapan Allah sendiri (mis.: Kel. 8:1; Ibr.
8:8). Perjanjian Lama mengandung 8674 kata Ibrani yang berbeda, dan Perjanjian
Baru memiliki 5624 kata Grika yang berbeda. Dari sejumlah 1189 pasal dengan
31.101 ayat dalam Alkitab terdapat lebih dari 8000 ayat yang berisi nubuatan
dan ramalan, 3268 di antaranya sudah digenapi (baik kegenapan yang tercatat
dalam Alkitab itu sendiri, maupun digenapi kemudian sesudah penulisannya),
serta memiliki sebanyak 1260 janji Tuhan. Selain berisi firman Allah berupa
perintah-perintah dan hukum-hukum, nubuatan dan janji, Alkitab juga memuat
berbagai kisah dan peristiwa sejarah. Banyak dari kejadian-kejadian historis
dalam Alkitab yang juga terdapat dalam catatan sejarah yang ditulis oleh
sejumlah sejarahwan legendaris dunia, antara lain Josephus (sejarahwan Yahudi)
dan Tacitus (sejarahwan Romawi), yang semuanya mendukung kebenaran tulisan
dalam Alkitab.
Alkitab adalah satu-satunya buku yang pernah ada di dunia ini yang
memiliki keistimewaan-keistimewaan tersebut, bahkan sebuah buku yang telah
mengilhami ribuan penulis lain yang telah melahirkan berbagai buku dan
artikel-artikel lepas lainnya yang pernah diterbitkan sepanjang peradaban
moderen manusia. Namun, Alkitab menjadi sebuah buku yang luar biasa dan tak
tertandingi bukan karena data statistik tersebut di atas, melainkan karena
kuasa ilahi dari setiap perkataannya yang dapat mempengaruhi dan mengubah kehidupan
orang-orang yang membacanya.
"Mereka tentu akan menemukan anugerah dan kekuatan serta
pengharapan dalam Firman-Nya; mereka tentu akan berhadapan muka dengan pesona
Kristus yang tiada bandingannya di dalam Firman-Nya. Demikianlah Allah akan
menghormati komitmen mereka oleh mencurahkan Roh Kudus-Nya dengan limpahnya,
dan seluruh dunia akan diterangi dengan kemuliaan pekabaran tiga malaikat. Roh
Kudus akan dicurahkan secara luar biasa, dan injil akan diberitakan sampai ke
ujung bumi lalu Yesus Kristus akan datang kembali (Mat. 24:14)"