Pedang bermata dua. Alkitab menerangkan tentang dirinya sendiri:
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita" (Ibr. 4:12; huruf miring ditambahkan). Versi lain menyebutkan bahwa
Firman Allah begitu tajamnya "sehingga mengetahui sedalam-dalamnya pikiran
dan niat hati manusia" (BIMK). Tidak perlu seorang "singa
podium" yang berkhotbah dengan berapi-api untuk membuat Alkitab itu jadi
hidup, sebab Firman Allah itu sendiri hidup dan memancarkan kehidupan. Tidak
perlu seorang pengkhotbah yang fasih lidah untuk membuat Alkitab itu terasa
menusuk sampai ke ulu hati para pendengarnya, sebab ketajaman Firman Allah itu
sendiri sanggup membedah pikiran dan angan-angan hati manusia.
Selain hidup, kuat, dan tajam, Firman Allah itu juga efektif untuk
memurnikan dan membersihkan (Yoh. 15:3; Ef. 5:26), menyembuhkan (Mzm. 107:20;
Mat. 8:16), menasihati (Mzm. 119:24), menguatkan hati (Mzm. 119:28),
menghidupkan (Mat. 4:4), menghasilkan buah (Mat. 13:23), menguduskan (Yoh.
17:17; 1Tim. 4:5), membangun iman (Rm. 10:17), dan mempertumbuhkan (1Ptr. 2:2).
Ketajaman Firman Allah dapat membedakan mana motivasi yang alami dan mana
motivasi yang rohani di dalam hati manusia, serta sanggup membedakan antara
pemikiran dan maksud di dalam kalbu manusia. Firman Allah itu lebih piawai dari
guru yang paling cerdas, lebih unggul dari penasihat yang paling bijak, dan
lebih berhasilguna dari pendeta yang paling rohani, oleh sebab ada kuasa di
dalam Firman itu.
"Ada nilainya dalam nasihat manusia yang bijak. Kita semua sudah
pernah dibantu oleh nasihat-nasihat orang lain. Masalahnya, nasihat manusia itu
tidak memiliki kuasa di dalamnya untuk mencapai jenis perubahan yang Firman
Allah dapat lakukan. Firman Allah adalah agen perubahan yang hidup, dinamis,
dan manjur. Kuasa yang sama yang terdapat dalam perkataan Allah yang diucapkan
pada Penciptaan ada di dalam Firman Allah yang Tertulis. Dengan menerima
perintah-perintah dan janji-janji Allah oleh iman, kita menerima kuasa Roh
Kudus untuk menyelesaikan apa yang Kristus perintahkan" [alinea pertama].
Apa alasan membaca Alkitab? Orang membaca dan mempelajari Alkitab bisa
saja terdorong oleh berbagai motivasi. Bagi murid sekolah Kristen, utamanya
para mahasiswa di seminari maupun sekolah tinggi teologia, membaca dan
mendalami Alkitab bisa terdorong oleh niat untuk meraih nilai ujian yang
tinggi. Bagi para rohaniwan dan guru agama mungkin saja mendalami Alkitab
adalah karena kewajiban dan tuntutan pekerjaan. Bahkan, banyak
"peneliti" dari kalangan non-Kristen maupun kalangan Kristen sendiri
yang membaca dan mempelajari Alkitab untuk menyiapkan amunisi yang dapat
digunakan dalam perdebatan. Mungkin masih banyak lagi alasan-alasan lain bagi
sebagian orang untuk membaca dan menyelidiki Alkitab.
Sementara berbagai motivasi dan tujuan tersebut adalah sah-sah saja,
Alkitab ditulis untuk suatu maksud ilahi yang jauh lebih penting dari semua
itu. Rasul Paulus berkata, "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu telah
ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada
pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci" (Rm. 15:4;
huruf miring ditambahkan). "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2Tim.
3:16-17; huruf miring ditambahkan). Perhatikan, aspek pedagogis sangat ditonjolkan
di sini, sebab Allah mengetahui bahwa akibat dosa manusia "telah
kehilangan kemuliaan Allah" (Rm. 3:23). Kata asli dari kemuliaan dalam
ayat ini adalah δόξα, doxa, yang berarti pandangan dan pertimbangan.
"Membaca Firman Allah sambil lalu jarang sekali menghasilkan
kebangunan rohani. Mempelajari Alkitab untuk membuktikan posisi orang itu
sendiri, atau untuk meyakinkan seseorang lain akan kesalahannya, sangat sedikit
manfaatnya bagi kehidupan rohani kita sendiri. Perubahan datang apabila kita
membaca Firman Allah sambil berdoa, meminta Roh Kudus memberikan kepada kita
kuasa untuk lebih menyerupai Yesus. Perubahan sesungguhnya terjadi bilamana
kita meminta Allah penciptaan itu untuk menciptakan kita kembali di dalam
citra-Nya. Perubahan datang ketika ajaran-ajaran Yesus dalam Kitabsuci menjadi
bagian dari kehidupan kita, dan kita hidup 'dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah' (Mat. 4:4)"
Apa yang kita pelajari tentang kuasa Alkitab yang mengubahkan?
- Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis untuk menjadi terang bagi
orang yang membacanya agar dapat membedakan antara baik dan jahat, antara benar
dan salah. Seperti pedang bermata dua yang tajam, Alkitab dapat menjadi semacam
"dokter spesialis bedah" rohani dengan keahilan dan tingkat presisi
yang tinggi.
- Alkitab yang berisi Firman Allah merupakan perwujudan dari pribadi
Allah dalam bentuk kata-kata yang tertulis. Dengan membacanya kita dapat
mengenal Allah secara pribadi dan memperoleh berbagai nasihat Tuhan terhadap
berbagai persoalan hidup manusia.
- Alkitab berfungsi sebagai semacam "buku paket teks
pelajaran" yang mendidik pembacanya dalam mempelajari tentang kehidupan
dan keselamatan. Alkitab yang berisi perkataan Tuhan mengajarkan manusia untuk
menjadi bijak (Mat. 7:24).