Facebook
RSS

Bawa kesusahan kita pada Kristus

-
Firman Tuhan

Meskipun manusia tidak bisa lepas dari kekhawatiran atau kecemasan semasa hidup di dunia sekarang ini, kita mempunyai janji yang dapat dijadikan jaminan agar mampu mengesampingkan emosi-emosi negatif itu. "Jalan satu-satunya menghindarkan kecemasan ialah membawa setiap kesusahan kepada Kristus".

Ini tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Diperlukan semacam "latihan" untuk membiasakan diri membawa kesusahan-kesusahan kita ke kaki Yesus. Sebab kerapkali kita mengira bahwa Yesus sendirilah yang "harus" mengambil kesusahan itu dari atas pundak kita. Sering kita mengeluh kepada Tuhan tetapi beban kesusahan itu tidak juga berlalu karena kita masih tetap menggenggamnya, oleh sebab tanpa disadari kita merasa "sayang" terhadap beban itu dan tak mau melepaskannya.

Seperti cerita tentang seorang nenek yang pulang dari kebun sambil membawa hasil bumi memenuhi keranjang yang dipikul di atas punggungnya sampai terbungkuk-bungkuk. Di tengah jalan dia ditawari tumpangan oleh supir truk mini yang akan melewati kampung si nenek. Karena merasa kasihan supirnya berhenti dan mempersilakan nenek itu naik bersama barang bawaannya. Setelah berjalan sekian ratus meter supir melihat dari kaca spion suatu pemandangan yang aneh lalu berhenti. Dia turun dan menuju ke belakang truk.

"Nek, apa tidak lelah terus memikul keranjang itu? Kenapa tidak diletakkan saja di lantai mobil, nanti dipikul lagi kalau sudah sampai di kampung?" tanya supir itu.

Sambil agak terengah-engah nenek lugu itu menjawab, "Memang lelah juga, nak. Tapi dalam keranjang ini ada ketela dan buah durian yang nenek suka sekali. Biarlah tetap dipikul saja. Mendingan, sekarang naik mobil, tidak jalan kaki lagi!"

Mungkin anda tersenyum, tetapi kadangkala itulah yang kita lakukan dengan beban kegelisahan kita. Membawa beban kepada Yesus tetapi masih terus memikirkannya, itu sama saja dengan menumpang mobil sambil terus memikul barang bawaan, seperti nenek yang lugu itu. Yesus adalah setia untuk memenuhi janji-Nya mengambil alih beban hidup kita asalkan kita rela menyerahkannya dan melupakannya. "Dialah satu-satunya sumber dari setiap kasih karunia, kegenapan setiap janji, realisasi dari setiap berkat...Pengembaraan kita sungguh akan sunyi kalau bukan karena Yesus".

Leave a Reply