Facebook
RSS

Setiap beban hidup berpotensi menjadi pemicu stres

-
Firman Tuhan

Setiap beban hidup berpotensi menjadi pemicu stres dalam diri seseorang. Penawar satu-satunya terhadap stres yang diakibatkan oleh beban kehidupan ialah melepaskan beban itu. Pertanyaannya, hendak ditaruh di mana atau akan "dipindahkan" kepada siapa beban itu? Menjawab pertanyaan ini, Yesus berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28, huruf miring ditambahkan), ayat inti pelajaran pekan ini.

"Stres menyentuh semua orang. Tuntutan di tempat kerja, krisis keluarga, rasa bersalah, ketidakpastian akan masa depan, ketidakpuasan tentang masa lalu--semua ini sudah cukup berat. Semua ini, beserta dengan peristiwa-peristiwa kehidupan yang umum, dapat menimbulkan cukup tekanan pada orang-orang yang mempengaruhi kesehatan fisik maupun pikiran mereka".

Setiap orang yang masih hidup pasti mengalami stres. Bedanya adalah pemicu dan ukuran berat-ringannya yang tidak sama. Lebih jauh lagi, cara orang menghadapi atau mencari jalan keluar terhadap stres itu pun berlain-lainan. Masing-masing kita memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap stres, ada yang mampu bersikap tenang menghadapi stres tertentu yang pada orang lain pasti akan menyebabkan kecemasan bahkan penyakit psikosomatik. Sementara ambang batas kesanggupan dalam menghadapi stres berbeda dari satu orang dengan orang yang lain, "Jumlah stres yang sedang-sedang saja diperlukan untuk meningkatkan kinerja, tetapi lewat satu titik maka stres menjadi suatu risiko kesehatan".

Ketika mengalami stres yang melampaui titik ambang batas kesanggupan kita untuk menahan stres itulah kita perlu mencari solusi untuk meringankannya. Ayat inti di atas sudah sangat gamblang mengungkapkan, yaitu kita harus datang kepada Yesus. "Kalau kita mau membiarkan Dia, maka Tuhan akan menolong kita menghadapi tekanan-tekanan yang merupakan bagian tak terhindarkan dari kehidupan ini".

Leave a Reply